Tanggal 09-10 Januari 2016 kami berencana untuk mendaki, ya karena mendaki adalah sebuah kebutuhan batin bagi saya, alam itu selalu memanggil saya untuk mengunjunginya. Sehabis zuhur waktu Indonesia Barat pukul 12.00 kami mengambil peralatan untuk mendaki berupa tenda dan sepatu hiking, ya lumayanlah mendaki gunung itu juga butuh biaya guys. Setelah semua persiapan beres, saya langsung menghubungi teman-teman untuk mendaki.
Dan tujuan kami adalah “puncak gunung penanggungan 1653 MDPL.’’
Sebelum cerita ini ditulis mohon maaf kepada teman teman tim jika dokumentasi dan foto-fotonya kurang lengkap. Ini hanya tulisan untuk mengingat-ngingat saja hehehe...
Ada istilah yang menyebutkan bahwa penanggungan adalah anak dari gunung semeru, ya dilihat dari miniaturnya memang mirip, selain itu tracknya yang terjal benar-benar menaikkan adrenalin saya. Pukul 16.30 kami menjemput seorang teman kami di mojosari (Wilda). Setelah mampir sebentar dan di kasih pentol plus tahu hehehe, kami meneruskan perjalanan menuju puncak penanggungan.
Sekitar jam 20.00 WIB kami menuju gunung penanggungan lewat jalurTratas. Kami memilih memarkir dirumah warga sekitar daripada parkir di tempat yang berdekatan dengan pos 1. Entahlah mungkin karena pengalaman kapten kami (Mas Habib), yang memilih memarkir agak jauh dari kaki gunung alias rumah warga.
Sekitar jam 20.00 WIB kami menuju gunung penanggungan lewat jalurTratas. Kami memilih memarkir dirumah warga sekitar daripada parkir di tempat yang berdekatan dengan pos 1. Entahlah mungkin karena pengalaman kapten kami (Mas Habib), yang memilih memarkir agak jauh dari kaki gunung alias rumah warga.
Biaya parkir 15ribu/ 4 kendaraan, biaya masuk mendaki di penanggungan 8ribu rupiah. Kami mendaki pada akhir pekan hari sabtu-minggu, karena akhir pekan orang-orang yang mendaki juga sangat banyak, tercatat oleh petugas hampir 500 orang pendaki pada hari itu. Kami pun mendaftar 1 tim dengan 7 orang, yang terdiri dari habib, azis, abdan, sastro, aulia, mega, dan wilda.
Gunung
ini punya 4 pos, pos pertama adalah regestrasi dan administrasi dari karang
taruna desa dan sebagainya, kemudian pos 2 masih bisa kita jumpai warung-warung
dan tempat peristirahatan, setelah itu pos 3 dan pos 4 hanyalah sebuah pondokan
untuk beristirahat. Pos 3-dan pos 4 dijaga oleh tim keamanan atau tim
kesehatan, pokoknya aman deh teman, mendaki di penanggungan hehehe.
Berangkat
sekitar jam 21.WIB. Kami pun mulai mendaki setelah menyelesaikan regestrasi
pendakian, dengan tujuan pertama adalah tempat untuk bermalam, namanya adalah
“Puncak Bayangan”. Tidak banyak yang bisa diceritakan dalam perjalanan, karena
kami cuma berjalan sambil ngobrol dan
bercanda dimalam hari, sebentar-sebentar singgah untuk memulihkan nafas sembari
melihat pemandangan lampu-lampu kota yang “masya Allah” sungguh indah teman, sesekali
menyapa pendaki lainnya, “Mari Mas” atau “Monggo Mas” hehehe, (“gak ada mari
joss atau mari kuku bima” kata pendaki lain) hehehe seru dan menyenangkan. Dan
akhirnya setelah berjalan sesuai rute, kami pun sampai di tempat yang biasanya
digunakan untuk Camp oleh para pendaki dan tempat itu adalah “PUNCAK BAYANGAN”.
Di puncak bayangan kami
mendirikan tenda, waktu perjalan dari pos 1 menuju puncak bayangan sekitar 3 ½
jam. Kami baru sampai jam 12.50 sedikit agak molor dari waktu normal
perjalanan, tapi tak apalah, “Sing Penting Slameet” dan tim kami tetap utuh
hehehe. Setelah sampai dipuncak bayangan kami pun mendirikan tenda. Sambil
menyiapkan peralatan dan alat untuk berkemah, Sekitar jam 02.00 kami mulai
istirahat, dan sibuk dengan keperluan masing-masing, ada yang ngopi, tidur dsb.
Dan saya pun lebih memilih untuk tidur. Memulihkan tenaga, karena sekitar jam
03.00 WIB kita harus sudah siap-siap menuju puncak.
Waktu istirahat tidak banyak
untuk mendapatkan sunrise di puncak penanggungan, kami harus menempuh hampir 2
jam untuk sampai keatas. Waktu itu jam 03.00 WIB kami semua bangun dan
bersiap-siap menuju puncak. Di perjalanan ternyata kami tidak bisa menempuhnya
dengan waktu singkat, padahal rencananya saya mau shalat subuh di puncak waktu
itu, karena waktu sholat shubuh sudah semakin sempit, kami pun berhenti
sebentar untuk sholat sebelum sampai di puncak, yang istimewa kali ini adalah, ya
sholat dalam kemiringan hehehe, karena jalannya memang menanjak sekali gaes.
Selesai shalat kami melanjutnya perjalanan kepuncak menikmati matahari dan kabut
tibis dipermukaan penanggunangan. Saat matahari terbit akhirnya kami sampai
juga di puncak penanggunagan, “dan selamat datang dipuncak penanggungan teman”.
Banyak view bagus pada gunung
ini. Mulai dari view lumpur sidoarjo, terdapat candi disekitar puncak padang
savana, dan ke elokan gunung arjuna dan welirang. Saat dipuncak awannya bergerak
mengelilingi gunung, sungguh indah sekali sahabat. Dipuncak kami terpisah dengan
mega, aulia, dan wilda. saya, azis, habib, dan sastro berkumpul agak ke ujung,
dan kami sempat tertidur dipuncak. Sungguh pengalaman yang sangat berarti, pertama
kali tidur di dalam awan teman. Hehehe
Kami pun seperti pendaki lainnya,
mengambil foto, foto bersama dan sebagainya, saya bahkan sempat turun ke candi
di atas gunung tersebut, beberapa kali berkenalan dengan pendaki lain dan
sebagainya.
Kembali mengucap syukur kepada
Allah atas karunia dan anugerah, bisa menghirup udara di puncak gunung
penaggungan di ketinggian 1653 MDPL. Kepada rekan-rekan pendaki saya memohon
maaf yang banyak jika dalam perjalanan ternyata terlalu banyak bercanda, atau
kata-kata yang menyakitkan, hehehe, karena saya memang terbiasa bercanda
seperti itu teman.
Terima kasih sudah menjadi rekan
dalam perjalanan dan pendakian, Azis Muslim, Sastro Wibowo, Mas Habiburrahmad,
Mega Suliani dan 2 kawan baru Aulia Rahmeen, Wilda Qonita.
Tak lupa kepada Bang Anshary,
yang selalu jadi fasilitator hehehe,