Judul Buku : Inilah Faktanya Meluruskan Sejarah Umat
Islam Setelah
Wafat Nabi SAW
Hingga Terbunuhnya al- Husain
Penulis : Dr. Utsman bin
Muhammad al- Khamis
Penerbit/
Tahun : Daar Ibnu
al- Jauzi, Kairo Mesir / Cet. I –
2007M
Penerjemah : Syafarudiny, Lc
Editor Isi : Fajar Kurnianto,
S. Th.I dan Ahmad Khatib, Lc
Editor
Bahasa : Handi Wibowo,
S. Hum
Muraja’ahAkhir : Tim Pustaka Imam Asy- Syafi’i
Layouter : Faik Sangkar
DesainSampul : Ahmad Fajar Qomarudin
Penerbit : Pustaka Imam Asy-
Syafi’i
Tahun Terbit :
2013
Tebal :
418 hlm
UkuranBuku : 15
x 21 cm
Sebagai generasi pilihan yang diberkahi, generasi sahabat
memiliki banyak kelebihan dibandingkan generasi sekarang. Karenanya, ada
fakta-fakta sejarah yang harus kita ungkap terkait kehidupan. Sebab, sampai
kapanpun, kebenaran harus menjadi anutan. Kedudukan mereka berbeda dengan
generasi lainnya. Tidak ada seorang pun yang mampu menyamai ilmu mereka dan
amal mereka. Tidak ada pula yang mampu menyusul mereka dalam hal ini. Melalui
merekalah Allah meninggikan dan memenangkan agama-Nya (islam).
Walau pun selalu membicarakan keutamaan sahabat-sahabat
Nabi SAW, ini tidak berarti kita menganggap mereka Ma’shum (tidak pernah
berbuat salah). Sebab, sebagaimana dimaklumi, tidak ada makhluk yang dijadikan Ma’shum
oleh Allah kecuali para Nabi dan Malaikat-Nya.
Memang benar di antara sahabat
yang pernah melakukan kesalahan selama hidup mereka dan setelah Rasulullah wafat.
Akan tetapi, apabila kita membandingkannya dengan penderitaan,
kesusahan, dan malapetaka yang mereka tanggung di jalan keimanan kepada
Allah dan Rasul-Nya,
tentu kealpaan mereka itu tidak sebanding dengan semua pengorbanan itu.
Belum lagi kita
membandingkannya dengan kegigihan mereka di jalan dakwah untuk menyebarkan
agama yang lurus sebagai manifestasi agama Ibrahim ini; juga pengorbanan mereka
dalam berhijrah sampai rela meninggalkan keluargadan kampung halaman; begitu
pula jihad mereka tegakkan dengan segenap harta dan jiwa; serta pembelaan
mereka terhadap Rasulullah dengan segala kekuatan yang dimiliki; mereka
sungguh, semua fakta tersebut menjadikan kesalahan mereka, jika dibandingkan
dengan banyaknya kebaikan dan amal sholeh mereka, laksana butiran-butiran pasir
di antara gunung-gunung yang menjulang; atau laksana tetesan-tetesan air di
antara limpahan air bah. Sungguh
, keduanya tidak mungkin dibandingkan.
Sungguh umat Islam lebih pantas bercermin pada sejarah daripada umat-umat
yang lain. Karena, umat Islam menyandang kejayaan heroisme
(kepahlawanan), dan keunggulan
yang tidak sebanding dengan sejarah satu umat
pun. Namun dewasa ini,
ditengah keterpurukan Islam akibat ulah umatnya sendiri,
Allah menguji kita dengan gempuran para pewaris kera dan babi
(ahlulkitab) serta para penyembah thaghut (kaum musyrikin).
Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin
Allah yang Mahatinggi dan Mahamulia.
ISI BUKU
Dalam
sejarah Islam periodenya yang paling gemilang adalah periode Rasulullah saw dan
para Sahabat. Sahabat-sahabat beliaulah yang mengemban tugas menyebarkan Islam.
Merekalah makhluk Allah SWT. yang terbaik setelah para Nabi dan Rasul. Akan
tetapi pada perjalanannya, sejarah Islam banyak mengalami distorsi, pemecahan,
dan penyelewengan fakta dan data, dikarenakan munculnya kelompok-kelompok
sempalan yang sesat. Tiap-tiap kelompok berusaha menjatuhkan kelompok yang lain
dan, pada saat yang bersamaan, mengangkat citra pribadi. Akibatnya, muncullah
cacat-cacat pada kemurnian sejarah para pemuka umat kita.
Maka
tidak heran jika di antara umat ini kita mendapati kelompok yang ghuluw atau
melampaui batas syariat dalam mencintai sosok tertentu. Kelompok ini mencintai
Sahabat yang mulia, Ali bin Abu Thalib,
dengan kecintaan yang justru merusak segala-galanya. Demi kecintaan itu, mereka
dengan lancang menisbatkan hal-hal dan kabar-kabar palsu kepada Ali. Di samping
itu, dia berusaha menjatuhkan kemuliaan Sahabat yang lain; dan menuding mereka
telah merampas hak-hak Ali dan menzhalimi sepupu Nabi saw Ini, dan itu artinya
mereka telah menzhalimi diri mereka sendiri.
Bahkan
kecintaan yang berlebihan tersebut juga ditunjukan kepada cucu-cucu Ali; sehingga
dinyatakan bahwa cucu-cucu Ali adalah para Imam yang ditunjuk berdasarkan nash
suci dan ma'shum. Padahal, itu sama artinya menyamakan kedudukan para Imam
tersebut dengan para Nabi saw. Bahkan, Ali pernah menyatakan: “suatu kaum akan
mencintaiku tetapi mereka justru masuk Neraka lantaran kecintaan itu. Dan suatu
kaum juga akan membenciku sehingga mereka masuk Neraka lantas kebencian itu.”
Ali juga menyatakan: “Berkaitan denganku, dua orang akan binasa: orang yang
berlebih-lebihan dalam mencintaiku, dan orang yang berlebih-lebihan dalam
membenciku.”
Menurut
pendapat yang shahih, sangka and sangkaan dan bentuk-bentuk ghuluw terhadap Ali
bin Abu Thalib muncul setelah pertengahan abad ketiga Hijriyah. Salah satu hal
yang menguatkan pendapat ini adalah tidak ada satu pun riwayat shahih yang
menunjukkan adanya kebencian antara Ali dan Sahabat lainnya. Justru sebenarnya,
riwayat-riwayat shahih yang ada menunjukkan besarnya kecintaan mereka terhadap
sesama.
Bahkan,
disebutkan pula gambaran-gambaran cemerlang berupa sikap setiap individu yang
lebih mengutamakan saudaranya daripada dirinya sendiri; juga tentang eratnya
persaudaraan dan kasih sayang mereka, saling menasehati antara mereka, dan
kuatnya hubungan kekerabatan di antara mereka. Hal inilah yang semestinya
dijadikan sandaran bagi pencari kebenaran guna memastikan bahwa permusuhan dan
kebencian di antara para Sahabat Nabi saw hanya dusta belaka.
Uraian
sebagai gambaran cemerlang yang dimaksud dalam paragraf-paragraf berikut,
sebagai bukti pernyataan dan argumentasi di atas. Pertama, tiga Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin
Abu Thalib untuk menikahi Fatimah. Mereka juga turut mempersiapkan pernikahan
keduanya dan menjadi saksi atasnya.
Ali
menuturkan: “Abu Bakar Dan Umar menemuiku, kemudian mereka berkata: ‘Seandainya
kamu menemui Rasulullah SAW lalu menyebutkan keinginanmu untuk menikahi Fatimah
( niscaya beliau akan mengabulkannya).’”
Ali
juga menuturkan: “Rasulullah SAW menyuruhku: ‘Pergilah sekarang, kemudian
juallah baju perangmu, lalu berikan uang hasil penjualannya kepadaku. Akan kugunakan
uang itu untuk mempersiapkan pernikahanmu dengan putriku, dan untuk membeli apa
saja yang kalian perlukan.’ Aku pun pergi menjual baju perangku seharga empat
ratus dirham Madinah kepada Utsman bin Affan. Sesudah menerima dirham darinya,
dan dia telah menerima baju perangku itu dariku, Utsman bertanya: ‘Bukankah
sekarang aku lebih berhak atas baju perang ini daripada kamu, sebagaimana kamu
lebih berhak atas dirham itu daripada aku?’ ‘Ya, ‘jawabku singkat. Lalu Utsman
berkata: ‘Kalau begitu, baju perang ini aku berikan untukmu sebagai hadiah.’
Maka, aku mengambil baju perang dan dirham itu kemudian kembali menemui
Rasulullah SAW. aku segera meletakkan baju perang dan dirham tersebut di
hadapan beliau, dan tidak lupa ku ceritakan perbuatan Utsman. Beliaupun
mendo'akan kebaikan bagi Utsman. Setelah itu, beliau menggenggam sejumlah
dirham kemudian memanggil Abu Bakar dan memberikan uang itu kepadanya seraya
berpesan: ‘Hai Abu Bakar, berilah dengan uang dirham ini segala keperluan putriku
di rumahnya.’”
Anas menuturkan:
“Rasulullah SAW berseru: 'Pergi dan panggillah Abu Bakar, Umar, Utsman,
Thalhah, az-Zubair, dan sejumlah Sahabat Anshar.’ Maka, aku segera pergi dan
memanggil mereka. Setelah mereka datang dan menempati tempat duduk masing-masing,
Rasulullah SAW berbicara: ‘Aku bersaksi di hadapan kalian bahwa aku telah
menikahkan Fatimah dan Ali dengan maskawin empat ratus mitsqal perak.’”
Kedua, Ali bin Abu
Thalib menikahkan putrinya, Ummu Kultsum binti Fatimah, dengan Umar bin al-Khaththab.
Ketiga, Ali bin Abu
Thalib memberi nama anak-anaknya dengan nama sahabat dan orang-orang yang
dicintainya, yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Ali juga memuji keshalihan
mereka.
Ali
menuturkan: “Aku benar-benar menyaksikan para sahabat Rasulullah SAW.
menurutku, tidak ada seorangpun dari kalian yang bisa menyamai kualitas mereka.
Pada pagi hari, tubuh mereka terlihat acak-acakan karena semalam suntuk
bersujud dan berdiri, mengangkatturunkan kening dan punggung untuk shalat.
Mereka berdiri seperti di atas bara api karena mengingat akhirat. Dan karena
sujud yang lama, di dahi mereka membekas tanda seperti lutut domba. Kika
mengingat Allah, air mata mereka bercucuran dan tubuh mereka bergetar laksana
pohon saat terkena angina kencang.”
Ali
memiliki beberapa anak, antara lain bernama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Abu
Bakar dan Utsman terbunuh bernama al-Husain di Thaff, sedangkan Umar termasuk
di antara orang-orang yang dikaruniai umur panjang.
KOMENTAR
Sejarah
Islam tidak bisa lepas dari sejarah Sahabat Rasulullah SAW. Salah dalam memahami peristiwa sejarah pada masa mereka tentu akan menyebabkan kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah pada masa-masa berikutnya. Buku ini menghadirkan pembahasan sejarah
pada masa khalifah setelah Rasulullah
SAW. Diungkap dengan gaya berbeda, buku ini mencoba meluruskan pemahaman kita
selama ini terkait sejarah Islam khususnya pada era sahabat, termasuk cara yang
ideal dalam membaca sejarah Islam.
Peristiwa-peristiwa penting yang jarang diungkap mulai era kekhilafahan Abu Bakar, Umar,
Ustman, Ali, serta Hasan, Muawiyah,
hingga Yazid dipaparkan secara
gambling di dalamnya. Keberhasilan mereka dalam memimpin umat
Islam saat itu dijelaskan dengan lugas. Konflik-konflik yang selama ini
diisukan terjadi di antara mereka juga dibahas beserta bantahan-bantahannya.
Paradigma keshalihan para sahabat diterangkan secara jelas di dalam buku ini. Tidak kalah pentingnya, buku ini juga
meluruskan kesimpang siuran masalah sukses kepemimpinan sepeninggal Rasulullah
SAW, termasuk konspirasi Yahudi dalam pembunuhan Utsman yang menjadi cikal
bakal pemberontakkan pada masa-masa selanjutnya.
Kelebihan dan kekurangan buku
Buku
ini memiliki banyak kelebihan dari segi pembahasan yang mendalam serta banyak memberikan pengetahuan
tentang sejarah dan peristiwa kehidupan para sahabat, keberhasilan mereka dalam
memimpin umat seta meluruskan kesimpang siuran selama ini. Dengan membaca buku
ini, kita akan sadar betapa kita perlu bersikap kritis dalam membaca
peristiwa-peristiwa sejarah, terutama yang bertedensinegatif terkait kehidupan
para Sahabat yang telah mendampingi Rasulullah SAW dalam mendakwahkan agama
ini.
Namun tidak terlepas dari keunggulan buku keunggulan
sudah pasti ada kekurangan dalam buku ini. Dari segi bahasa yang digunakan buku
ini masih menggunakan kata-kata yang kurang dipahami dari berbagai kalangan.
Gambar ilustrasi pada buku ini masih kurang sehingga akan menimbulkan kebosanan
bagi para pembacanya. Dari segi keseluruhan buku ini sudah sangat detail dalam
segala pembahasannya dalam meluruskan sejarah umat Islam sejak Nabi wafat
hingga terbunuhnya al- Husain.
Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT
ReplyDeleteWell over 160 thousand women and men are losing weight with a easy and SECRET "liquids hack" to lose 2lbs each night while they sleep.
It is painless and works with everybody.
You can do it yourself by following these easy steps:
1) Hold a drinking glass and fill it up half the way
2) Now do this weight loss hack
and become 2lbs thinner in the morning!