PSIKOLOGI KOGNITIF DAN
PENGGUNAANNYA
A.
Pengertian
dan Konsep Psikologi Kognitif
Psikologi
kognitif adalah teori yang fokus pada dunia tanggapan, pikiran, dan ingatan. Psikologi
kognitif menggambarkan pebelajar sebagai pemeroses informasi yang aktif (seperti dalm
dunia komputer) dan menentukan peran kritis ke pengetahuan dan pandangan
pelajar yang membawa ke belajar mereka.
Konsep
psikologi kognitif diantaranya:
· Skema,
yaitu ide yang berisi kerangka mental (berhubungan dengan jiwa) dalam
menentukan pemahaman.
· Konstruksi
memori, yaitu pandangan bahwa pengetahuan
diciptakan oleh individu (yang baru belajar) dalam menghadapi situasi baru.
· Tingkatan
pemerosesan, yaitu pandangan bahwa memori adalah
hasil dari pemrosesan informasi yang diterima.
Psikologi
kognitif sekarang memasukkan pengaruh sosial pada perkembangan kognitif, yaitu
hubungan antara kognisi dan motivasi, kesadaran diri dan strategi kognitif, dan
perkembangan keahlian menyelesaikan masalah matematika dan sains.
B.
Sejarah
Psikologi Kognitif
Sejarah Pada Era Asosiasionis
Pada
era asosiasionis, cara kita melihat dunia membuat pandangan, tindakan kita dan
pemahaman kita berdasarkan pengalaman. Psikologi kognitif pada sekitar tahun
1920 sampai 1970, dunia psikologi di Amerika didominasi oleh teori (pandangan)
yang sangat berbeda, yaitu asosiasionis. Penggunaan kerangka teori asosiasionis
tidak hanya terbatas pada ketertarikan psikologis dari fenomena sederhana
(kebiasaan) dari binatang.
Penggunaan
kerangka teori asosiasionis tidak hanya terbatas pada ketertarikan psikologis
dari fenomena sederhana (kebiasaan) dari binatang. Metode penelitian yang lebih
dipilih adalah daftar hubungan pemahaman, yang mana satu item mempengaruhi item
berikutnya pada daftar. Dalam hubungan pemahaman, respon dan stimulus harus
saling berhubungan. Dijelaskan pada eksperimen psikologi di Amerika, dasar
pemahaman harus dijelaskan secara lebih tepat seperti dasar pemahaman
binatang, dasar pemahaman binatang
membuat pilihan di labirin, atau dasar memori menghafal daripada prinsip umum
yang asosiasionis cari.
Behavioris
radikal yang dipimpin ilmuan psikologi B.
F. Skinner, memberi dampak besar bagi psikologi dan
pendidikan saat mendekati masa akhir asosiasionis. Pada pertengahan 1960,
behaviorisme menjadi dampak potensial pada psikologi Amerika, pada banyak
perlakuan, kesadaran diragukan sebagai topik baik pada penelitian dan teori. Kenyataanya
sekarang pada pendidikan, masih banyak dipengaruhi oleh behavorisme
Dalam
waktu singkat, behavorisme Skinner diaplikasikan secara luas pada pendidikan. Meski demikian, komunitas psikolog
Amerika tidak puas dengan kemampuan teori psikologi stimulus dan respon karena
tidak memenuhi syarat dalam mengukur pemahaman dan memori manusia. Perkembangan
teori dan penelitian lingustik yang cepat menunjukkan perbedaan yang tinggi
pada bahasa anak dan remaja. Lebih sedikit dari pada level yang diharapkan.
Sejarah Pada Era
Kognitif
Tidak
ada tanda akan berakhirnya asosiasionis dan dimulainya revolusi kognitif di
psikologi Amerika. Psikolog Amerika bertambah frustasi dengan batasan teori dan
metode behavorisme. Penemuan komputer yang memberikan gambaran yang masuk akal
untuk pemrosesan informasi pada manusia.
Selain itu, menjadi alat dalam memodelkan dan menjelajah proses kognitif
manusia. Sekarang,
psikologi kognitif menjadi aliran utama dalam psikologi Amerika dan tidak lagi menjadi hal yang revolusioner.
C.
Dasar-dasar
Kognitif untuk Pendidikakan
· Psikologi
kognitif membantu kita memahami pembelajaran sebagai proses konstruksi bukan
proses menerima.
· Psikologi
kognitif menekankan pada pentingnya struktur pengetahuan.
· Psikologi
kognitif menekankan kesadaran sendiri dan pengaturan sendiri pada pengetahuan.
· Psikologi
kognitif menitikberatkan pada aturan interaksi sosial pada perkembangan
kognitif.
· Psikologi
kognitif menitik beratkan hubungan alami pengetahuan, stategi dan keahlian.
· Dasar-dasar
kognitif untuk pendidikakan.
Pada
sebagian besar abad ini, assosiasionis adalah aliran psikologi Amerika.
Diantara tradisi ini, psikologi Amerika berusaha memperoleh aturan dasar yang
mengatur pemahaman dan ingatan dengan mempelajari fenomena sederhana dan aturan
penelitian yang teliti.
Sekarang, psokologi Amerika menggunakan kognitif.
Psikologi kognitif menggambarkan manusia sebagai pemeroses informasi.
MEMORI SENSORI
Menurut Atkinson dan Shiffin, memori
dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu memori sensoris, memori jangka pendek
(short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Dalam model memori tiga tahap ini informasi awalnya
dicatat oleh sensori memori untuk sesaat, kemudian informasi diteruskan ke memori jangka pendek yang menyimpannya
selama 15-25 detik. Terakhir informasi tersebut dapat berpindah ke memori
jangka panjang yang relatif permanen.
Memori sensori merujuk pada penyimpanan informasi awal
dan bersifat sangat sebentar, sehingga hanya dapat betahan sangat singkat.
Disini stimulus dicatat oleh sensori memori seseorang dan disimpan untuk
periode yang sangat singkat. Berikut ini adalah hal-hal lain yang mempengaruhi
dan terkait dengan sensori memori.
A.
Persepsi
1. Pencatatan Indera (Sensory Register)
2. Implikasi Riset Tentang Sensory Register di Bidang Pendidikan
a) Pengenalan Pola
1) Template.
2) Prototipe
3) Analisis fitur
4) Deskripsi struktural
Hukum-hukum yang ada di dalam hukum Gestalt, antara lain:
B. Pengkodean Informasi Kompleks
x
1. Pencatatan Indera (Sensory Register)
2. Implikasi Riset Tentang Sensory Register di Bidang Pendidikan
a) Pengenalan Pola
1) Template.
2) Prototipe
3) Analisis fitur
4) Deskripsi struktural
Hukum-hukum yang ada di dalam hukum Gestalt, antara lain:
B. Pengkodean Informasi Kompleks
x
Persepsi
adalah proses dimana “stimulus” diterima, dikenali untuk kemudian dipahami.
Persepsi berperan penting dalam aspek kognitif dan secara langsung dipengaruhi
oleh pengetahuan siswa kejadian kontekstual yang tercipta dari pengetahuan
tersebut.
Proses berlangsungnya persepsi:
Pertama, beberapa aspek lingkungan “stimulus” dideteksi oleh indera
(penglihatan atau pendengaran, tapi tidak perlu dipahami). Stimulus yang
kemudian entah bagaimana harus berubah dan diadakan. Proses ini biasanya adalah
merujuk kepada sebagai penyimpanan. Selanjutnya, tubuh pengetahuan (stimulus
yang sudah beruba) ini harus tersedia dan dibawa untuk menanggung pada
rangsangan. Proses ini biasanya adalah merujuk sebagai pengenalan pola. Akhirnya,
beberapa keputusan harus dibuat mengenai arti Proses ini mengacu sebagai tugas
pemaknaan.
Salah satu kemampuan dari
sistem kognitif kita adalah bahwa ia dapat mempertahankan sementara waktu
informasi dari lingkungan setelah informasi itu menghilang rupanya
masing-masing indera kita memiliki kemampuan ini (inilah yang disebut
pencatatan sensorik/sensory register).
a)
Pencatatan
Penglihatan (Visual Register)
Hasil penelitian Sperling menyimpulkan bahwa informasi
visual (ikon) dapat diterima dan dipertahankan indera dalam beberapa waktu.
Tidak ada batasan jumlah informasi, manusia dapat menerima setiap stimulus
(ikon) yang diberikan. Namun hanya beberapa ikon yang diingat dalam interval
waktu. Adapun waktu penyimpanan informasi visual yang diterima kurang dari 0,5
detik.
b)
Pencatatan
Pendengaran (Auditory Register)
Hasil penelitian Darwin dkk menyimpulkan Informasi
pendengaran (echo) dapat diterima dan
dipertahankan indera pendengaran dalam beberapa waktu. Manusia dapat menerima
setiap stimulus (echo) yang
diberikan, namun hanya beberapa “echo”
akan diingat dalam jangka waktu tertentu. Waktu penyimpanan informasi dari 0
smpai dengan 4 detik.
Pengenalan pola mengacu pada
bagaimana rangsangan di lingkungan diakui sebagai sesuatu yang tersimpan dalam
memori. Meskipun ada berbagai cara untuk proses pengenalan pola, masing-masing
menganggap bahwa stimuli ditangkap oleh reseptor rasa dan diadakan di register
sensorik sementara analisis makna dilakukan. Informasi yang masuk dibandingkan
dengan pengetahuan yang tersimpan dalam memori sehingga keputusan dapat dibuat.
Secara khusus, perbedaan
pendapat berpusat tentang bagaimana pengetahuan yang diperlukan untuk mengenali
rangsangan direpresentasikan dalam memori.
Secara umum, psikolog
mempelajari teori-teori tentang pengenalan pola yaitu: (1) template, (2)
prototipe, (3) analisis fitur, dan (4) deskripsi struktural. Pada bagian
berikut, kita memeriksa masing-masing posisi tersebut.
Perspektif
sederhana pada pengenalan pola adalah bahwa kita menyimpan template atau
salinan obyek lingkungan dalam memori.
Prototipe merupakan
"contoh terbaik" dari objek-kategori. Seperti cangkir, bukannya
representasi dari objek tertentu.
Model analisis
fitur Selfridge’s pandemonium tampak konsisten dengan neurofisiologi dari
korteks visual; yaitu, berbagai sel di korteks otak merespon secara berbeda
berbagai jenis rangsangan visual, kira-kira seperti aspek-aspek tertentu.
Deskripsi
struktural merupakan ide pengenalan pola yang terjadi sebagai akibat dari
deskripsi struktural.
b)
Peran
Pengetahuan Dalam Persepsi dan Makna
Pengetahuan secara langsung berpengaruh terhadap
persepsi, pengenalan pola, dan penetapan makna. Mengetahui apa yang kita lihat
(atau mendengar) dan bahkan bagaimana melihat (atau mendengarkan) bergantung
pada pengetahuan yang kita miliki.
Contoh: Seorang pemain catur ahli, misalnya, memandang papan catur midgame sangat berbeda dari seseorang
yang belum pernah memainkan permainan catur.
Pengetahuan juga mempengaruhi bagaimana kita mencari
hal-hal untuk memahami.
Contoh: Pendebat ulung memahami apa yang harus dicari dalam mengevaluasi
debat lainnya.
c) Persepsi
dan Konteks
Seperti yang kita singgung
sebelumnya, konteks diciptakan oleh pengetahuan dan lingkungannya. Tanpa
pengetahuan, lingkungan mungkin sulit atau tidak mungkin untuk menafsirkan.
Tanpa lingkungan, tidak ada yang menganalisis untuk konteks.
Contoh perhatikan kalimat
berikut:
§
The
man walked into the quiet wood (Seseorang
berjalan ke dalam hutan yang sunyi)
§
The
man threw the wood into the fire
(Orang itu melempar kayu bakar)
§
The
man got good wood on the ball (Orang
itu mendapatkan kayu yang bagus di atas bola)
§
The
man was made of wood (orang itu terbuat dari kayu)
Dalam setiap
contoh, kata wood dipahami berbeda karena konteks kalimat.
Menetapkan konteks untuk
persepsi adalah elemen penting dari pengajaran yang efektif. Mengingat konteks
yang tidak tepat, membingungkan, atau kurang terorganisir, siswa mungkin tidak
pernah benar-benar memahami apa yang seorang guru coba jelaskan. Dengan konteks
yang jelas, persepsi dan belajar jauh lebih mungkin.
Hukum
Gestalt
a) Hukum
kontinuitas (continuity) memungkinkan pikiran kita untuk melanjutkan
atau meneruskan suatu pola sekalipun secara fisik pola tersebut telah berhenti.
b) Hukum
ketertutupan (closure), elemen-elemen objek atau stimulus yang kurang
lengkap cenderung dilihat secara lengkap
c) Hukum
kedekatan (proximity), objek-objek visual yang teretak berdekatan atau
tampil di dalam waktu yang bersamaan cenderung dipersepsi sebagai satu
kesatuan.
d) Hukum
kemiripan (similarity), objek-objek visual yang memiliki struktur sama
atau mirip cenderung dipersepsi atau dilihat sebagai satu kesatuan (kelompok).
Piaget dan Persepsi
Sebagai produk kerjanya pada perkembangan kognitif, Piaget juga fokus
pada pengembangan persepsi. Dia tidak membantah korespondensi satu-satu itu ada
di antara perkembangan kognitif dan persepsi, tetapi dia mengusulkan bahwa ada
keterkaitan erat antara kedua. Salah satu contoh utamanya keterkaitan adalah
cara persepsi anak-anak cenderung menjadi kurang berpusat seperti mereka
berkembang.
Untuk Piaget, pemusatan kognitif dimaksud dengan kecenderungan
untuk memusatkan perhatian dan berpikir pada dimensi tunggal dari masalah atau
situasi.
Sama dengan pemusatan
kognitif, pemusatan persepsi adalah kecenderungan untuk fokus hanya pada satu
aspek array stimulus.
B.
Perhatian
( Atensi )
Perhatian
adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (Attention is a concentration of mental
activity). Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas
tertentu, sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu. Perhatian
juga menunjuk pada proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudian
mengabaikannya kecuali hanya satu pesan.
Ada tiga model perhatian, yaitu :
Model seleksi awal Broadbent.
Teori pertama perhatian diusulkan bahwa seleksi terjadi sangat awal dalam
analisis informasi. Kesimpulan dari hasil penelitian Broadbent bahwa subyek harus memproses setidaknya
sedikit makna pesan yang datang ke telinga, sehingga model ini tidak bisa benar
dalam segala situasi
Model Triesman. Triesman
berpendapat bahwa ada kapasitas terbatas untuk memproses informasi yang masuk.
Pola yang diamati Triesman tampaknya mengesampingkan model seleksi awal dan
tampaknya beralih ke model pengolahan penuh yang mengungkapkan beberapa masalah
yang belum terselesaikan.
Model Shiffrin. Tentang
pengolahan informasi manusia telah mengembangkan apa yang disebut sebagai model pengolahan
penuh, pemilihan yang stimulus hadir tidak terjadi sampai setelah pengenalan
pola di proses, proses pengenalan pola terjadi secara otomatis dan tanpa sadar.
1.
Proses
Otomatis
Proses kognitif otomatis membutuhkan sedikit
sumber daya. Walaupun
ada perbedaan pendapat mengenai spesifikasi proses otomatis. Umumnya peneliti sepakat bahwa mereka (1) memerlukan
sedikit atau tidak ada perhatian untuk eksekusi mereka dan (2) diperoleh hanya
melalui praktek diperpanjang.
Contoh proses otomatis, memecahkan kode
oleh pembaca yang baik, tercapainya pergeseran gigi oleh pengemudi, tanda baca
kalimat oleh penulis trampil yang telah berpengalaman dan gerakan jari oleh
ahli ketik dan pemain piano. Setiap proses ini tampaknya membutuhkan sedikit
sumber daya kognitif (misalnya, mampu pergeseran ke dalam kedua sementara juga
berbicara dengan penumpang Anda, mengawasi lalu lintas, dan membuat giliran) dan
tidak ada perhatian sadar (misalnya, seberapa sering Anda berpikir tentang
proses pergeseran gigi saat melakukannya?)
2. Implikasi
Untuk Instruksi (Pembelajaran), Membimbing dan Mengarahkan Perhatian
Ada
beberapa implikasi yang sangat penting bagi pembelajaran dan
pengajaran.
1.
Pengolahan informasi dibatasi oleh "bottleneck
(Sumber hambatan)" alami dalam memori sensorik.
2.
Otomatisitas memfasilitasi pembelajaran dengan
mengurangi keterbatasan sumber daya.
3.
Persepsi dan perhatian dipandu oleh pengetahuan
sebelumnya.
4.
Persepsi dan perhatian adalah proses yang fleksibel.
5.
Sumber Daya dan keterbatasan data yang membatasi
belajar.
Semua siswa harus dapat
didorong untuk "mengelola sumber daya mereka.
STRUKTUR
DAN MODEL
THE
MODAL MODEL
Memori adalah salah
satu masalah yang paling penting dari psikolog kognitif. Hal ini pertama kali
dipelajari secara ilmiah sekitar satu abad lalu oleh Ebbinghaus, dan mengikuti
tradisi Ebbinghaus itu, studi awal memori difokuskan pada penyelidikan
eksperimental hafalan. Konsepsi kita tentang studi memori sekarang jauh lebih
luas, namun teori memori telah membuat langkah besar dalam menggambarkan
pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan informasi yang berarti.
Model modal dibagi ke
dalam tiga kategori utama, yaitu: (1) memori sensor, (2) memori jangka pendek,
dan (3) memori jangka panjang.
(1) MEMORI SENSORI
Seperti yang kita lihat di Bab 2,
manusia merupakan proses suatu
sistem
yang memegang dan mempertahankan rangsangan singkat sehingga analisis persepsi
dapat terjadi. Sistem memori sensorik
memungkinkan kita untuk berpegang pada informasi yang tidak ada di
lingkungan kita. Informasi yang masuk melalui indera kita selalu berubah dan
akan hilang karena digantikan oleh pemandangan baru, misalnya; suara, dan
sensasi.
(2) MEMORI JANGKA PENDEK
Kapasitas STM terbatas
hanya dapat mengingat beberapa informasi. Kita tahu bahwa fitur ini intuisi,
kita perlu terus memperhatikan pada
setiap informasi
baru dan melatih pikiran kita kemudian menyimpannya kedalam memori.
Kemampuan untuk mengingat
simbol dalam urutan. Sebagai contoh, rentang digit yang jumlah digit individu
digunakan untuk mengingat ketika mereka diberikan urutan.
Chunking
merupakan potongan informasi pada memori
jangka pendek karena keterbatasn dari
kapasitas STM.
(3) MEMORY JANGKA PANJANG
LTM adalah tempat penyimpanan permanen dari
informasi yang telah di kumpulkan.
Latihan dan pengulangan
sangat penting untuk STM, tapi jauh lebih penting untuk jenis pengetahuan LTM.
Kognitif psikolog telah membedakan antara jenis pengetahuan dalam memori. Tipe
pengetahuan di LTM
1. Pengetahuan Deklaratif = pengetahuan
faktual (berdasarkan kebenaran).
2. Pengetahuan Prosedural = pengetahuan
bagaimana
melakukan kegiatan.
Pengetahuan belajar
adalah hasil interaksi antara pengetahuan deklaratif dan procedural. pengtahuan
deskriptif akan digunakan untuk menjelaskan prosedural.
Pengetahuan Episodik merupakan
pengetahuan yang terkait tentang waktu dan tempat tertentu. Contoh: ingat pengalaman masa kecil dll.
Pengetahuan Semantik merupakan pengetahuan
yang mengacu pada konsep dan prinsip umum. Contoh: Komputer mengandung
klip dll.
REFRESENTASE VERBAL DAN IMAGINAL PADA MEMORI
Alan Paivio
(1971,1986) mengatakan informasi melalui verbal dan imaginal, menurut hasil
hipotesisnya komponen imaginal/nonverbal lebih kuat daripada komponen verbal.
Komponen
verbal : isi
percakapan, cerita, kalimat dll
Komponen
imaginal/nonverbal : gambar,
sensasi, suara dll
The Building Block Of Cognition (Membangun Block Kognisi)
Empat Konsep
Membangun Block Kognisi
a) Konsep
: adalah struktur mental yang berarti mewakili kategori. kategori adalah contoh
dari konsep yang kompleks, fitur konsep disebut atribut, atribut ini penting
untuk mendefinisikan konsep.
b) Proposisi:
unit pengetahuan yang dapat memberikan
pernyataan memisahkan anderson (1985) proposisi
dapat dianggap mental sama pernyataan tentang keputusan benar/salah.
c) Produksi:
Cara untuk mewakili pengetahuan prosedural
d) Schemata:
Schemata
dianggap berfungsi sebagai "perancah“untuk mengatur. Skemata berisi slot, yang memegang isi
memori sebagai rentang nilai Slot. Dengan kata lain, pengetahuan akan
dirasakan, dikodekan, disimpan, dan diambil sesuai dengan slot di mana
ditempatkan.pengetahuan
terorganisir secara kompleks, pengendalian pengkodean, penyimpanan dan pengambilan informasi.
PENGEMBANGAN MODEL MEMORI
Informasi
bergerak dari reseptor rasa dan register sensorik ke stm dan bekerja sesuai dengan latihan yang
berlangsung terus ke LTM.
MODEL MEMORI
Quallian
dan collin mengususlkan model yakni teachable
language conprehender (TLC) sebagai
memori semantik dan dirancang sebagai kerja komputer. Contoh: Kata kuda.
Andersson Dan Bower (1973) Memberikan pandangan tentang
teoritis untuk semua aspek pemikiran, termasuk konsep pengkodean awal informasi, penyimpanan dan pengambilan, dan
meliputi pengetahuan dekskritif dan prosedural.
Contoh: Saya
makan ubi (bisa dikodekan)
Saya sakit hati (belum bisa dikodekan
karena masih membutuhkan penjelasan)
ACT*
Model.
Model
anderson akan memperediksi akan membantu
siswa untuk menghubungkan informasi baru, pengetahuan belajar yang akan memiliki ingatan unggul.
Implicit
memori merupakan ingatan tanpa mengingat. Tidak sengaja, bentuk bawah sadar
dimana tindakan kita dipengaruhi oleh pristiwa sebelumnya tanpa ada kesadaran.
PARARLEL DISTRUBUTED PROCESSING (Proses Distribusi Paralel) merupakan suatu proses berpikir, dimana otak memperoses
informasi secara bersamaan. Contoh kecil ketika saya mendengar suara “M” saya
mampu mendeskripsikannya bersamanan ciri-cirinya padahal hanya distimulus mendengar suaranya saja, hal tersebut
disebabkan oleh memori yang sudah tersimpan di otak sya tentang “M”
IMPLIKASI
DALAM PEMBELAJARAN
1.
Membantu siswa mengaktifkan pengetahuan
mereka
2.
kenali keterbatasan STM
3.
membantu siswa mengatur informasi baru
menjadi bermakna
4.
membantu siswa dalam memproses
pengetahuan mereka
5.
memberi kesempatan bagi siswa untuk
menggunakan coding, baik verbal maupun imaginal.
PROSES
ENCODING (PENGKODEAN)
Encoding
(Pengkodean) adalah proses yang terlibat dalam
penempatan informasi ke dalam memori. Terdapat
dua jenis informasi yaitu informasi fakta dan informasi komplek. Pada
pembelajaran siswa menerima informasi dengan menggunakan sejumlah taktik dengan
cara yang sangat strategis. Kebanyakan dari taktik ini sangat mudah untuk
digunakan. Pengorganisasian taktik menjadi urutan strategi yang lebih sulit.
Melakukannya dengan suatu kesadaran dalam proses pembelajaran disebut metakognisi.
Jenis-jenis Encoding : informasi faktual dan informasi komplek
A.
Pengkodean
Informasi Faktual
Bagaimana kita memproses sebuah
informasi untuk diingat dan hal itu membuat perbedaan dalam seberapa baik kita
mengingatnya. Secara khusus, cara kita berlatih informasi mempengaruhi kualitas
ingatan kita. Latihan
memelihara mengacu pada daur ulang langsung dari informasi dalam rangka untuk
menjaganya tetap aktif dalam memori jangka pendek. Secara umum, tampaknya bahwa latihan
memelihara sangat efisien untuk mempertahankan informasi untuk waktu yang
singkat tanpa memerlukan sumber daya kognitif seseorang.
Berbeda dengan latihan memelihara yaitu
latihan elaboratif (elaborative rehearsal).
Latihan elaboratif adalah setiap bentuk latihan di mana informasi yang harus
diingat berkaitan dengan informasi lain (Craik & Lockhart, 1986).
Penelitian menunjukkan bahwa latihan elaboratif jauh lebih unggul dari latihan
memelihara untuk mengingat jangka panjang tetapi bahwa ia cenderung untuk
menggunakan jauh lebih dari sumber daya kognitif seseorang daripada latihan
memelihara (Craik, 1979; Elmes & Bjork, 1975).
Salah satu implikasi dari penelitian
tentang latihan adalah bahwa berbagai jenis latihan yang tepat untuk tugas yang
berbeda. Ketika memori jangka panjang diinginkan (misalnya, ketika seorang
siswa akan diuji tentang konten atau ketika informasi akan menjadi penting
untuk pemahaman selanjutnya), beberapa bentuk latihan elaboratif harus
digunakan. Banyak strategi pengkodean menggunakan latihan elaboratif, adapun
beberapa strategi tersebut adalah:
1.
Mediasi
Mediasi melibatkan pengikatan item yang
sulit diingat untuk sesuatu yang lebih bermakna. Mediasi adalah teknik yang sangat sederhana dan mudah dipelajari untuk
meningkatkan memori untuk rentang informasi yang terbatas.
Contohnya
:
Penggunaan mediator pada “race car” ketika dihadapkan dengan sepasang suku kata yang tidak
masuk akal (misalnya, ris-kir).
2.
Perumpamaan
(Citra)
Perumpamaan (Citra) adalah pengkodean
lisan dengan cara menggambarkan kata-kata. Perumpamaan ini bagian penting dari
pengkodean informasi. Perumpamaan
biasanya menyebabkan kinerja memori yang lebih baik (Calrk & Paivio, 1991).
Kata-kata
yang mudah digambarkan cenderung lebih mudah diingat daripada kata-kata yang
sulit digambarkan, bahkan tanpa adanya instruksi untuk menggunakan perumpamaan
(Paivio, 1975).
Contohnya
: Kata “mobil” jauh lebih mudah
mengarah ke gambar daripada tidak, sedangkan kata “kebebasan” tidak.
3.
Mnemonik
Mnemonik adalah strategi memori yang
membantu orang mengingat informasi. Berikut adalah beberapa teknik mnemonik dan
bagaimana mereka dapat diimplementasikan dalam sebuah instruksi.
a)
Metode
Peg (Taraf)
Dalam metode peg, siswa menghafal
serangkaian "taraf-taraf" pada informasi yang akan dipelajari dapat
"digantung", satu item pada suatu waktu.
Contoh : Satu adalah roti.
Dua adalah sepatu.
Tiga adalah pohon.
Empat adalah pintu.
Lima adalah sarang.
b)
Metode
Loci.
Nama
"metode loci" berasal dari
penggunaan Simonides tentang lokasi untuk mengingat informasi.
Misalkan seorang siswa harus mengingat lima penyair terkenal: Chaucer,
Spenser, Keats, Hardy, dan Eliott. Kita bisa bayangkan Chaucer duduk di sofa,
Spenser dengan sepatu ditaruh di atas meja, Keats melihat keluar jendela, Hardy
menyetel televisi, dan Eliott duduk di kursi. Jika daftar kita lebih panjang,
kita bisa terus menempatkan orang di lokasi sampai sampai kita menyelesaikan
daftar.
c)
Metode
Link (Hubungan).
Siswa membentuk sebuah gambar untuk setiap item dalam daftar hal-hal yang
harus dipelajari. Setiap gambar digambarkan sebagai interaksi dengan item
berikutnya pada daftar sehingga semua item terkait dalam imajinasi.
d) Cerita-cerita.
Mnemonik sederhana lainnya adalah
penggunaan cerita yang dibangun dari kata-kata yang harus diingat dalam daftar
(Bellezza, 1981). Untuk menggunakan metode ini, kata-kata untuk dipelajari
diletakkan dalam daftar yang disatukan dalam sebuah cerita sehingga kata-kata
yang harus dipelajari yang
disoroti. Kemudian, dalam mengingat kembali, cerita dikenang dan kata-kata yang
harus diingat dipetik dari cerita.
Contohnya
:
Kita misalkan seorang siswa diharapkan agar ingat untuk membawa gunting,
penggaris, kompas, busur derajat, dan pensil runcing ke sekolah. Siswa kita
bisa membangun kisah berikut untuk membantu dia mengingat item-item ini:
"Raja menarik garis pensil dengan penggaris sebelum ia memotong garis
tersebut dengan gunting. Lalu ia mengukur sudut dengan busur derajat dan
menkamui titik dengan kompas".
e)
Metode
Huruf Pertama.
Metode huruf
pertama yaitu melibatkan
penggunaan huruf pertama kata-kata untuk membangun akronim atau kata-kata.
Akronim atau kata-kata ini kemudian berfungsi sebagai mnemonik. Pada proses
mengingat kembali, siswa mengingat akronim dan kemudian, menggunakan
huruf-huruf itu untuk mengingat item pada daftar.
f)
Metode
Kata Kunci.
Mnemonik kata
kunci terdiri dari tahap yang terpisah: link akustik dan link citra.
link akustik yaitu memerlukan identifikasi dari "Kata Kunci".
Sedangkan link citra yaitu
membutuhkan pelajar untuk
mengimajinasikan gambar visual dari kata kunci,
berinteraksi dengan arti dari kosa kata untuk dipelajari.
Contohnya
:
Kata Spanyol caballo, yang berarti 'kuda'. Kata
kunci ball dapat dipilih dengan mudah, dan gambar kuda menyeimbangkan
pada ball yang akan mudah masuk ke pikiran. Atau. Kata kunci cab bisa dipilih,
dan gambar interaktif bisa menjadi kuda mengendarai sebuah cab di jalan
wabash Chicago.
g)
Mnemonik
Yodai
Istilah yodai berarti 'esensi struktur'
(Higbee & kunihira, 1985), dan mnemonik yodai yang dinamakan demikian
karena mereka dirancang sebagai mediator verbal yang mencoba untuk menguraikan
esensi dari aturan untuk memecahkan masalah.
Contoh
:
Mengajar
anak-anak TK dalam operasi matematika dengan pecahan, mnemonik menggunakan
metafora akrab dinyatakan dalam kata-kata familiar. Dengan demikian, sebagian
kecil yang disebut bug dengan kepala dan sayap. Kepala adalah pembilang dan
sayap adalah penyebut (kata-kata seperti pecahan, pembilang, dan penyebut tidak
digunakan), untuk menambah pecahan dengan penyebut yang sama, misalnya, anak
diinstruksikan untuk 'menghitung kepala dan sayap adalah sama'. Mengalikan
melibatkan menempatkan kepala bersama-sama dan menempatkan sayap bersama-sama.
Tkamu perkalian (x) mewakili Muggle atau antena melintasi bug ini. Membagi
pecahan membutuhkan memutar salah satu bug ke atas ke bawah dan kemudian
mengalikan.
Meskipun secara keseluruhan mnemonik
memiliki cara yang banyak, mereka umumnya terbatas pada daftar-daftar fakta,
sekumpulan kosakata, kelompok ide, atau langkah-langkah dalam keterampilan.
Berikut empat pendekatan yang dapat
digunakan untuk meningkatkan pembelajaran yang aktif: advance organizers, schema activation, answering question and selective
attention, dan level of processing.
1.
Advance Organizers
Advance
organizer merupakan gambaran umum dari informasi baru yang
diberikan pada pelajar sebelum mereka benar-benar diarahkan ke informasi
tersebut. Ausubel (1960,
1968), orang yang pertama kali menemukan advance organizers,
berargumentasi bahwa cara mempelajari informasi baru yang paling mudah adalah
dengan menghubungkannya dengan informasi yang sudah ada di memori.
2.
Schema Activation
Schema
activation berkenaan
dengan bermacam-macam metode yang dirancang untuk mengaktifkan skema yang
berkaitan sebelum kegiatan pembelajaran. Contohnya, sebelum belajar tentang
pembakaran internal mesin, siswa kelas tujuh dapat diminta untuk menjelaskan
bagaimana sifat dari mesin pemotong rumput atau mobil orang tua mereka, model
pesawat terbang, atau bus kota untuk membangun skema yang relevan.
3.
Answering Question and Selective
Attention
Menjawab pertanyaan tentang suatu teks
sebelum, selama, dan setelah membaca dapat meningkatkan pemahaman untuk
informasi yang relevan dengan pertanyaan. Pemahaman meningkat dengan pesat
karena pembaca memfokuskan perhatian mereka secara selektif hanya pada
informasi yang relevan dengan pertanyaan. Konsekuensi yang menarik dari
strategi ini adalah bahwa siswa belajar dengan waktu yang lebih sedikit. Hal
ini dikarenakan siswa sering meningkatkan intensitas perhatian mereka ketika
membaca informasi yang relevan dengan pertanyaan, sehingga konsentrasi mereka
juga meningkat. Bertanya
dan menjawab pertanyaan saat belajar dapat meningkatkan pembelajaran karena hal
tersebut dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian.
4.
Levels of Processing
Berdasarkan memori manusia yang
dimodelkan dari sifat mekanik komputer, Craik dan Lockhart berpendapat bahwa
memori itu tergantung pada apa yang dilakukan pelajar selama encoding. Dalam sudut pandang levels of processing, memori
untuk informasi-informasi baru dipandang sebagai hasil dari analisis kognitif
dan persepsi yang dilakukan dalam menerima informasi. Jika suatu informasi baru
itu memfokuskan kepada proses, maka informasi tersebut akan disimpan dalam kode
memori semantik dan akan diingat dengan baik. Sedangkan jika informasi baru itu
hanya menganalisa permukaan luar atau aspek-aspek luar saja, informasi tersebut
akan kurang diingat.
Satu kerangka
pemikiran yang penting tentang proses berpikir adalah bagaimana aktivitas encoding
itu ditingkatkan dengan berbagai level. Craik mengembangkan dua
jenis perspektif level: distinctiveness
of encoding dan elaboration of
encoding. Bransford menawarkan satu alternatif lagi yaitu transfer appropriate processing.
Distinctiveness
of Encoding
Distinctiveness
of encoding menyatakan bahwa memorabilitas suatu
informasi ditentukan dari kekhususannya (Jacoby & Craik, 1979; Jacoby et
al., 1979). Dalam rangkaian percobaan dimana kekhususan didefinisikan sebagai
kesulitan keputusan, yang diminta dari siswa dari bermacam-macam episode
pembelajaran, Jacoby et al (1979) menemukan bahwa materi yang membutuhkan
keputusan yang lebih sulit saat encoding
akan diingat lebih baik daripada lainnya.
Secara umum, meminta siswa untuk membuat
keputusan tentang apa yang mereka baca membuat mereka mengingat dengan lebih
baik. Dengan kata lain, semakin kompleks, semakin sulit, keputusan selama encoding, semakin baik siswa dalam
mengingat isinya.
Elaboration
of Encoding
Satu
penjelasan mengenai bagaimana kode memori berbeda adalah bahwa kode memori
berbeda dalam jumlah dan tipe penyimpanan elaborasi dalam memori (J.R. Anderson
& Reder,1979). Pandangan ini mengasumsikan bahwa orang akan menyimpan lebih
banyak item yang diberikan kepada mereka, mereka juga menyimpan asosiasi tambahan yang membantu mereka untuk
mengingat item-item tersebut. Secara
umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan encoding
elaborasi siswa meningkat dan ingatan siswa tentang isi materi juga meningkat
(lihat McDaniel & Einstein, 1989, untuk ditinjau). Proses elaborasi tidak hanya memproses kembali
informasi yang sama, tetapi lebih kepada men-encoding isi yang sama
dengan cara yang berbeda tetapi berhubungan.
Proses Transfer yang Sesuai
Morris,
Bransford, dan Franks (1977) memberikan alternatif tentang perspektif level.
Menurut mereka, perbedaan memori adalah hasil dari apa yang terkandung dalam
kode-kode memori semantik. Menurut Morris et al, hal utama yang membedakan deep processing dengan shallow processing adalah karena memori
semantik yang terbentuk pada deep
processing memuat pengertian/makna dari isi yang ditemukan oleh siswa.
Memori semantik adalah memori jangka panjang yang berisi fakta-fakta dan
generalisasi informasi yang diketahui misalnya konsep, prinsip atau aturan dan
bagaimana menggunakannya dan keterampilan pemecahan masalah dan strategi
belajar.
Metakognisi
: Berpikir Tentang Berpikir
Metakognisi mengarahkan seseorang pada
pengetahuan tentang proses berpikir mereka sendiri; metamemori mengarahkan
seseorang pada pengetahuan tentang memori (ingatan) mereka sendiri (Brown,
Bransford, Ferrara & Campione, 1983). Sebagai contoh, metamemori dapat
dijumpai pada guru yang menyadari bahwa dia tidak dapat mengingat nama dengan
baik dan menyuruh siswa-siswa barunya untuk memakai papan nama selama beberapa
hari.
Metakognisi
mencakup 2 dimensi, yaitu:
1) Pengetahuan Kognisi.
Yaitu,
kesadaran
yang mengarah pada apa yang kita ketahui tentang kognisi. Pengetahuan tentang metakognisi mencakup 3 hal, yaitu:
a. Pengetahuan deklaratif : mengarah pada pengetahuan kita sebagai
seorang pembelajar dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi kita.
Contoh: Seorang
siswa yang menyadari tentang keterbatasan sistem memorinya sendiri, sehingga dia
mulai merencanakan sebuah tugas berdasar pengetahuannya sendiri.
b. Pengetahuan procedural: mengarah pada macam-macam strategi.
Contohnya: Membuat
catatan, meringkas ide utama, menyaring informasi yang tidak penting, menggunakan
mnemonic.
c.
Pengetahuan
kondisional: mengarah
pada pengetahuan kapan atau mengapa menggunakan sebuah strategi.
Contoh: Mengapa
catatan harus dibuat, kapan menggunakan mnemonic.
2)
Regulasi
Kognisi
: mengarah pada
bagaimana kita mengatur kognisi.
Regulasi kognisi juga mencakup 3 hal. Yaitu:
a.
Perencanaan, melibatkan pemilihan strategi yang tepat
dan pengalokasian sumber daya. Contoh: tujuan, latar belakang yang relevan,
pengaturan waktu.
b.
Regulasi
(Pengaturan), meliputi keterampilan memonitor dan menguji
diri sendiri dalam pembelajaran. Misalnya: membuat prediksi, menyusun strategi,
menyiapkan strategi perbaikan.
c. Evaluasi, meliputi penilaian hasil dan pengaturan
proses pembelajaran. Contoh: Mengevaluasi ulang tujuan, merevisi prediksi,
menggabungkan pemikiran.
Criteria sebagai Pengguna Strategi yang Baik:
1.
Memperluas daftar strategi
2.
Pengetahuan metakognisi tentang mengapa,
kapan, dan dimana menggunakan strategi
3.
Memperluas pengetahuan awal
4.
Kemampuan mengabaikan gangguan
5.
Memiliki keempat kriteria yang telah
disebutkan diatas
Implikasi dalam Proses
Pembelajaran
1.
Menyesuaikan strategi encoding dengan
materi yang akan dipelajari
2.
Mendorong siswa untuk menggunakan proses
yang mendalam
3.
Menggunakan strategi pembelajaran yang
mengembangkan elaborasi
4.
Membantu siswa menjadi lebih menyadari
metakognitif
5.
Membuat strategi pembelajaran menjadi
prioritas
6.
Melihat peluang untuk mentransfer
strategi
7.
Mendorong refleksi pada penggunaan
strategi
PROSES PENGAMBILAN
KEKHUSUSAN PENGODEAN
Associate
atau kata pendamping membantu kinerja memori hanya ketika mereka ada pada
subyek pada pengkodean dan pada pengambilan informasi. Fenomena ini dikenal
sebagai kekhususan pengkodean.
Penelitian
selanjutnya mengembangkan dan mencontohkan fenomena kekhususan pengkodean.
Penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
1.
Generation Effect
Beberapa siswa mengingat lebih baik
kata-kata yang dihilangkan huruf-hurufnya daripada kata-kata yang sekedar mereka baca.
2.
Elaborative Interogation (Interogasi Elaboratif)
Elaborative Interogation adalah menggali pertanyaan-pertanyaan pada informasi,
dari apa yang sudah dibaca.
3.
Advance Organizer (Pengaturan Awal)
Advance
organizer adalah informasi pendahuluan yang diberikan pada siswa sebelum
membaca bacaan yang akan mengaitkan informasi yang akan dipelajari dan
informasi terdahulu.
Tipe dari petunjuk yang digunakan dalam
penelitian kekhususan pengkodean tidak memiliki banyak pengaruh. Entah
menggunakan petunjuk berupa memori semantik entah memori episodik sama saja,
asalkan petunjuk tersebut muncul ketika proses pengkodean dan pengambilan
informasi. Aspek yang menarik dari kekhususan pengkodean adalah keumumannya.
Peneliti telah menemukan bahwa proses pengambilan informasi lebih efisien
ketika dilakukan dalam kondisi yang sama dengan waktu pengkodean informasi,
bahkan ketika melibatkan kondisi afektif dan psikologis yang tidak biasa.
MEREKOGNISI DAN MENGINGAT KEMBALI
Merekognisi dan
Mengingat Kembali
Contoh:
Kondisi
awal : siswa diberitahu ujian berupa
pilihan ganda
Proses : siswa mempersiapkan diri
mengenai ide-ide yang berhubungan dengan ujian yang berupa pilihan ganda
Kenyataan : tipe soal pilihan ganda diubah menjadi
esai
Hasil : studi menemukan bahwa
pengalihan jenis cara pengujian siswa dari satu bentuk ke bentuk lainnya akan
sangat mengganggu siswa (baik dari pilihan ganda ke esai atau Sebaliknya).
Kesimpulan : perubahan sikap siswa yang terjadi saat
mendapat jenis tes yang tidak mereka persiapkan menunjukkan ada perbedaan antara
recall dan rekognisi.
Rekonstruksi (Menyusun
Kembali)
Contoh:
saksi kecelakan lalu lintas
Dari
contoh di atas, sistem memori rekonstruksi kurang menuntut memori
"ruang" dari "pembacaan" sistem. Hanya kata kunci yang perlu
diingat tentang peristiwa memori ketika
pengetahuan
umum dapat digunakan untuk merekonstruksi
peristiwa.
Mengingat Peristiwa
Khusus
Contoh,
banyak orang Amerika ingat persis di mana dan apa yang mereka lakukan ketika
Presiden John Kennedy dibunuh. Sedangkan orang lain mempunyai kenangan yang sama
tentang kematian The Beatles John Lennon atau saat pesawat ulang-alik
Challenger meledak. Peristiwa yang sangat spesifik semacam ini sering dirujuk
ke ingatan secepat lampu kilat (R. Brown & Kulik, 1977).
Belajar Kembali
Hal
yang paling sensitif dari memori bukanlah proses recall, rekognisi, atau
kemampuan untuk merekonstruksi peristiwa, melainkan tabungan memori yang
dimiliki orang ketika belajar kembali.
(MacLeod, 1988).
IMPLIKASI PADA
PEMBELAJARAN
Implikasi
dari ketiga strategi pengambilan informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1. Proses
pengkodean dan pengambilan informasi saling berhubungan.
2. Belajar
selalu terjadi dalam konteks spesifik yang memengaruhi proses pengkodean dan
pengambilan informasi.
3. Proses
pengambilan informasi bergantung pada kondisi.
4. Memori
bersifat rekonstruktif.
5. Proses
belajar akan meningkat ketika siswa membangun pemaknaan informasi berdasarkan
konteks mereka sendiri.
6. Merekognisi
dan mengingat kembali merupakan dua hal yang berbeda.
7. Proses
pengambilan informasi bisa saja keliru.
Dari
pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
§ Proses
pengambilan informasi merupakan suatu bagian yang utuh dari pemerosesan Informasi.
§ Konteks
dari pengambilan keterangan mempunyai pengaruh yang kuat pada kinerja memori.
§ Sukses
tidaknya proses pengambilan informasi dipengaruhi oleh sukses tidaknya
informasi tersebut dikode dalam proses pengkodean.
Dengan memperlajari teori-teori terkait
pemrosesan informasi, banyak strategi
yang dapat dikembangkan dalam
pembelajaran sehingga siswa dapat belajar
dengan lebih baik dan efektif.
No comments:
Post a Comment