Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Friday, February 5, 2016

PENDAKIAN GUNUNG PANDERMAN 2000 MDPL

Baik, teman perjalanan saya kali adalah pendakian gunung panderman dengan ketinggian -+ 2000 MDPL. Bagi saya Alam selalu memberikan panggilan, sehingga jiwa terasa hampa kala kesibukan lain lebih banyak daripada harus bersahabat dengan alam.

Sejujurnya saya hanya ingin menulis untuk pribadi cerita ketika melewati satu perjalanan. Daripada didiamkan dalam kenangan lebih baik dituliskan agar mudah mengingat dan mengenangnya. Tulisan ini juga tidak akan menggambarkan secara detail lokasi dan tempatnya.


Oke perjalanan saya dimulai pada tanggal 18-19 September 2015, dihari jum’at-sabtu, adapun pendakian ini hanya melibatkan tiga orang, saya, azis, dan paman syarif. Sekitar pukul 13.00 kami melakukan persiapan untuk perjalanan menuju puncak panderman. Waktu itu paman syarif bahkan baru tahu, bahwa kami ada rencana untuk mendaki. Tak perlu pikir panjang ternyata paman nekat juga langsung mengatakan “YA” untuk ikut mendaki.



Setelah persiapan selesai kami berangkat menuju kota batu dan desa pertama di kaki gunung panderman. Awalnya kami tersesat karena lupa letaknya. Sehingga waktu kami sedkit molor dari rencana. Setelah putar-putar akhirnya kami sampai dan memarkir kendaraan disebuah rumah warga. Biayanya Rp. 5.000 dan kemudian mencatat nama dibuku pendakian dengan membayar Rp. 3.000. sempat berbincang-bincang sebentar dengan anak-anak Kampus ITN  dan akhirnya dengan bismilah kami berangkat  menuju puncak.

Waktu berangkat bersamaan dengan waktu sholat ashar, dan sambil melakukan persiapan untuk muncak, kami shalat ashar sebentar di sumber air kaki gunung panderman. Inilah sumber air yang sering digunakan pendaki untuk minum. Sekaligus untuk mengisi air sebelum melakukan perjalanan. Oohh betapa tenangnya sambil mentadabburi alam, sungguh betapa Indahnya ciptaan-NYA. 

Rute perjalanan memang bisa kami fahami, namun kondisi jalur pendakian waktu itu tidak bersahabat dengan kami. Debu yang sangat pekat sangat menggangu pendakian, maklum waktu itu masih puncak musim kemarau. Beberapa kali kami berhenti diperjalanan karena kondisi tubuh yang lama terdiam sehingga beberapa menit saja mendaki sudah ngos-ngosan hehehe. Setelah berjalan beberapa menit akhirnya kami sampai di pos pertama yang disebu “LATAROMBO” dengan ketinggian 1600 MDPL.











Setelah istirahat sejenak, kami berangkat menuju pos kedua. Dengan kondisi track yang masih dibilang cukup nyaman dan tanpa mengalami keesulitan berarti, akhirnya sampailahdi pos kedua “WATU GEDE” dengan ketinggian 1730 MDPL. Sambil istirahat dan foto-foto sebentar, kemudian kami melanjutkan pendakian.


Dari pos kedua menuju puncak, kali ini kondisi tracknya sudah mulai menanjak dan penuh dengan debu. Waktu itu salah satu rintangan terberak adalah di track ini, saya hampil beberapa kali mau terjatuh. Waktu itu hari mulai senja dan gelap. Persiapan lampu dan pencahayaan lainnya kami siapkan. Ini perjalanan yang saya sadari teman, awalnya kami hanya berencana mendaki dengan 2 orang, tapi ternyata menurut saya, ideal tim mendaki itu memang 3 orang. (Kecuali anda sudah profesional). Dan kami sedikit tertolong karena tim ini ada 3 orang.

Setelah melewati perjalan dengan sabar dan tenaga yang terus digenjot, bahkan sudah masuk waktu malam, akhirnya Sekitar jam 18.30 kami sampai di puncak Basundra dengan ketinggian 2000 MDPL. Ambil air wudhu, akhirnya kami sholat Magrib bersama-sama, Bersyukur kepada ALLah atas segala karunia dan nikmat hidup, nikmat sehat, nikmat merasakan perjalanan ini. Selanjutnya kami pun mendirikan tenda, memasak mie dan membuat kopi bersama.  Sambil menikmati pemandangan lampu-lampu kota Batu dan Bahkan kota Malang, dengan lampu-lampu yang sangat luas. Bahkan merasakan udara dingin pegunungan. Berbagi cerita, dan makan makanan yang sudah dibawa dari kontrakan, bercanda di bawah langit malam yang cerah, suasana yang selalu aku rindukan pada saat penatnya tugas kuliah yang menumpuk. Selesai menikmati itu semua kemudian kami pun masuk kedalam tenda untuk tidur istirahat.


Alarm subuh berbunyi , kami pun siap-siap, sholat subuh, kemudian bergerak mempersiapkan makan, menyalakan api kompor. Selesai itu semua kami bersiap-siap menyambut matahari terbit. Dan akhirnya moment yang saya tunggu-tunggu “Menyambut sunrise di puncak panderman” diketinggian 2000MDPL.





Sayangnya awan dan view yang kami harapkan tidak kunjung datang, namun pengalaman untuk mencarinya jadi sebuah pelajaran yang sangat berharga. Hanya matahari cerah yang menyambut saya dan teman-teman. tapi tak apalah, pengalaman mendaki dan mengunjungi tempat inilah yang saya lega. Setelah puas berada di puncak kami pun kembali ke tenda sambil packing barang-barang bawaan kemudian melanjutkan perjalanan untuk turun kembali. 


Syukur kepada ALLAH SWT atas segala karunia dan nikmat. Terima kasih untuk partner mendaki, my sohib Azis Muslim dan teman baru di Batu, Paman Syarif. Terima kasih juga kepada teman pertama saya di Malang bang Anshari atas segala fasilitas yang diberikan, pokonya arigato gozaimasu....!

3 comments:

  1. keren lagi punya ente lanting rusak...sudah banyak post nya..luarbiasa...

    ReplyDelete
  2. Weeee ternyata suka nulis di blog ya...
    Wah jd pengen ndaki lagi ini....
    Gn.pandreman boleh di coba nih

    ReplyDelete
  3. harus dicoba pokoknya mas...hehehe....asyikpokonyee...sebenarnya mau nulis perjalanan ke semarang kemarin tapi kita gak ada foto bareng ya sama tim..hehe

    ReplyDelete