Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Monday, February 11, 2013

SEJARAH LATAR BELAKANG MUNCULNYA ILMU TASAWUF

Tasawuf merupakan suatu ilmu pengetahuan dan sebagai ilmu pengetahuan, tasawuf atau sufisme mempelajari cara dan  jalan bagaimana seseorag Islam dapat berada sedekat mungkin dengan Allah SWT.

A.    Hasan Basri: Khauf dan Raja’
Hasan Al-Basri adalah seorang zahid yang termasyhur  dikalangan tabi’in. Banyak sudah pengakuan yang menyebutkan kelebihan dan keutamaan Hasan Bahsri dalam melaksanakan ajaran-ajaran agama terutama ajaran tentang tasawuf. Kemasyhuran Hasan Bashri dalam tasawuf ini menjadi perbincangan dalam kitab Qutul Qulub karangan Abu Thalib al-Makky, Thabakat al-Qubra karangan asy-Sya’rani, kitab Halliyatul Auliya oleh Abu Nu’aim dan lain sebagainya. Di antara mutiara hikmah yang terkandung dalam ungkapan Hasan Bashri adalah;
1.      Perasaan takutmu sehingga bertemu dengan hati tenteram, lebih baik dari perasaan tenterammu yang kemudiannya menimbulkan takut.
2.      Dunia ialah tempat beramal, barang siapa yang bertemu dengan dunia dalam rasa benci kepadanya dan zuhud, akan bahagialah dia dan beroleh faedah dalam persahabatan itu. Tetapi barang siapa yang tinggal dalam dunia, lalu hatinya rindu dan perasaan tersangkut padanya, akhirnya dia akan sengsara. Dia akan terbawa kepada suatu masa yang tidak dapat dideritanya.
3.      Taffakur membawa kita kepada kebaikan dan berusaha mengerjakannya, menyesal, atas perbuatan jahat, membawa kepada meninggalkannya barang yang fana walaupun bagaimana banyaknya, tidaklah dapat menyamai barang yang baqa’ walaupun sedikit. Awaslah dirimu daripada negeri yang cepat dan cepat pergi ini, dan penuh dengan tipuan.
4.      Orang yang beriman berduka cita pagi-pagi dan berduka cita pada waktu sore, karena dia hidup di antara dua ketakutan. Takut mengenang dosa yang lampau, apakah gerangan balasan yang akan ditimpakan Tuhan? Dan takut memikirkan ajal yang masih tinggal, dan takut bahaya apakah yang akan sedang mengancam.
5.      Patutlah orang yang insyaf bahwa mati sedang mengancamnya, dan qiamat menagih janjinya.
6.      Banyak duka cita dunia memperteguh semangat amal shaleh.
Hasan al-Bashri adalah pendiri mazhab Bashrah yang beraliran zuhud, yang berdiri di atas Khauf dan Tafkir yang dapat menghubungkan kepada iman, hudzun dan al-Baqa. Yang keduanya itu dapan mensucikan diri dan membawa manusia kepada sifat faqar dan ridha kepada Allah beserta surganya.

B.     Rabi’ah al-‘Adawiyah; Mahabbah (Al-Hubb al-ilahi)
Mahabbah adalah cinta dan yang dimaksud ialah cinta kepada Tuhan.[1] Faham mahabbah mempunyai dasar dalam Qur’an, umpamanya;
t$öq|¡sù ÎAù'tƒ ª!$# 5Qöqs)Î/ öNåk:Ïtä ÿ¼çmtRq6Ïtäur
Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya”. (QS. Al-Maidah; 54)

Sufi yang termasyhur dalam mahabbah ialah Rabi’ah Al-adawiah (713-801) dari Basrah di Irak. Dia hidup hanya untuk beribadah,bertobat dan menjauhi hidup duniawi. Bahkan dalam do’anya ia tidak mau meminta hal-hal yang bersifat materi dari Tuhan. Ia betul-betul hidup dalam keadaan zuhud dan hanya ingin berada dekat dengan Tuhan. Di antara ucapan-ucapannya adalah sebagai berikut “aku mengabdi kepada Tuhan bukan karena takut kepada neraka, bukan pula karena ingin masuk surga, tetapi aku mengabdi karena cinta aku kepada-Nya.[2] Menurut  Rabi’ah al-‘Adawiyah, Al-Hubb itu merupakan cetusan dari perasaan rindu dan pasrah terhadap Allah, seluruh ingatan dan perasaan tertuju kepada-Nya. Perasaan yang menyelinap dalam lubuk hati Rabi’ah menyebabkan dia mengorbankan hidupnya untuk mencintai-Nya.
“Buat hatiku, hanya Engau lah yang ku kasihi. Beri ampunlah kepada pembuat dosa yang datang kehadiratMu. Engkaulah harapanku, kebahagiaan dan kesenangan ku. Hatiku telah enggan mencintai selain dari Engkau”.
Inilah beberapa ucapan rasa cinta yang di ucapkan oleh Rabi’ah Al-adawiah. Cinta kepada Tuhan begitu memenuhi seluruh jiwanya sehingga ia menolak semua tawaran kawin, dengan alasan bahwa dirinya adalah milik Tuhan yang di cintainya, dan siapa ingin kawin dengan dia haruslah meminta izin dari Tuhan.[3]

C.    Dzu al-Nun Al-Mishri; Ma’rifah dalam ajaran tasawuf
Nama lengkapnya ialah Abul Faidl Dzu An Nun al-Mishri juga dinamakan dengan Tsauban bin Ibrahim. Ia lahir pada tahn 156 H di Akhmin (terletak di antara Sudan dan Mesir), tetapi ia mengembangkan tasawufnya di Mesir, wafat tahun 245 H/861 M.
Ma’rifah berarti mengetahui Tuhan dari dekat, sehingga hati sanubari dapat melihat Tuhan. Oleh karena itu, orang-orang sufi mengatakan :
1)      Kalau mata yang terdapat dalm hati sanubari manusia terbuka, mata kepalanya akan tertutup, dan diketika yang dilihatnya hanya Allah.
2)      Ma’rifah adalah cermin, kalau seorang ‘arif melihat kecermin itu yang akan dilihatnya hanyalah Allah.
3)      Yang dilihat seorang ‘arif baik sewaktu tidur maupun bangun hanya Allah.
4)      Sekiranya ma’rifah mengambil bentuk materi, semua orang yang melihat padanya akan mati karena tak tahan melihat kecantikan serta keindahannya, dan semua cahaya akan menjadi gelap di samping cahaya keindahannya.[4]
Kalau cinta Rabi’ah kepada Tuhan menyebabkan ia seakan lupa kepada Nabinya, maka al-Mishri justru menempatkan cinta kepada Rasul sejajar dengan cinta kepada Allah. Oleh karena itu prinsip ajarannya ialah cinta kepada  Allah dan Nabi, zuhud terhadap  dunia, mengikuti kitab dan sunah dan takut hamba akan memperturutkan syahwat.
Menurut Dzun An Nun bahwa ma’rifah terbagi menjadi tiga yaitu, ma’rifah mukmin yang umum, ma’rifah mutakallimin dan hukama’ serta ma’rifah Auliya dan Muqarrabin.
Alat untuk memperoleh ma’rifah oleh kaum sufi disebut sir. Menurut al-Qusyairi ada tiga alat dalam tubuh manusia yang dipergunakan sufi dalam hubungan mereka dengan Tuhan. Qalb untuk mengetahui sifat-sifat Tuhan, ruh untuk mencitai Tuhan dan sir untuk melihat Tuhan.[5]

D.    Abu Yazid al-Bustami: ittihad
Nama lengkapnya ialah Abu Yazid Taifur bin ‘Isa al-Bushtami, wafat tahun 261 H/877 M.
Ittihad adalah satu tingkatan dalam tasawuf dimana seorang sufi telah merasa dirinya bersatu dengan Tuhan, suatu tingkatan dimana yang mencintai  dan yang di cintai telah mnjadi satu, sehingga salah satu dari mereka dapat memanggil yang satu lagi.[6]
Dalam fana’ Abu Yazid meninggalkan dirinya dan pergi kehadirat Tuhan. Bahwa ia telah berada dekat pada Tuhan, yang dapat di lihat dari Syatahat yang di ucapkannya. Syatahat adalah ucapan-ucapan yang di ucapkan seorang sufi ketika ia mulai berada di pintu gerang Ittihad.[7]
Ittihad tercapai sebagaimana kelihatan dari ucapan berikut “Tuhan berkata ”semua mereka kecuali Engkau, adalah makhluk-Ku. Aku pun berkata : Aku adalah Engkau, Engkau adalah Aku dan aku adalah Engkau”.
Di sini Abu Yazid mengucapkan kata “Aku” bukan sebagai gambaran dari diri abu Yazid tetapi sebagai gambaran Tuhan, karena Abu Yazid telah bersatu dengan diri Tuhan. Dengan kata lain Abu Yazid dalm Ittihad berbicara melalui lidah Tuhan oleh karena itu, ia mengatakn kata-kata yang kelihatannya mengandung pengakuan bahwa Abu Yazid adalah Tuhan.[8]

E.     Abu Mansur Al-Hallaj : Hulul
Nama lengkapnya ialah Abu Mughisy Husein bin Manshur al-Hallaj, lahir di negeri Baida bagian Selatan Persia tahun 244 H/857-858 M, akan tetapi ia dibesarkan di Kota Wasit (Irak).
Hulul ialah faham yang mengatakan bahwa Tuhan memilih tubuh-tubuh manusia tertentu untuk menambil tempat di dalamnya, setelah sifat-sifat kemanusiaan yang ada dalm tubuh itu di lenyapkan.[9]
Al-Hallaj Allah kelihatn mempunyai dua natur atau sifat dasar yakni ketuhanan (Lahut) dan kemanusiaan (nasut).[10]
Menurut Al-Hallaj Allah memberi perintah kepada malaikat untuk sujud kepada Adam, karena pada diri Adam Allah menjelma sebagaimana Ia menjelma dalam diri Isa a.s.
Teori Hullul ini adalah kelanjutan dari pahamnya tentang penciptaan manusia dan alam. Kalau dalam falsafah Islam teori terjadinya alam semesta diperkenalkan oleh Ibnu al-Farabi dengan mengubah teori emanasi dari Neo Platonisme, maka dalam tasawf teori ini mula-mula diperkenalkan oleh al-Hallaj dengan konsep barunya yang ia sebut dengan Nur Muhammad atau Haqiqat Muhammadiyah.menurut dia, nur Muhammad merupakan pancaran pertama dari zat Tuhan, bersifat qadim dan sehakikat dengan zat Tuhan. Dari nur Muhammad inilah melimpahnya alam semesta ini.
Pendapat al-hallaj dalam diri manusia terdapat sifat ketuhanan dan dalam diri Tuhan terdapat sifat kemanusiaan. Dengan demikian persatuan antara Tuhan dan manusia bisa terjadi, dan persatuan ini dalam falsafat al-Hallaj mengambil bentuk hullul (mengambil tempat/ inkarnasi). Dan agar dapat bersatu itu, manusia harus terlebih dahulu menghilangkan sifat-sifat kemanusiaannya dengan fana’. Kalau sifat-sifat kemanusiaan ini telah hilang dan yang tinggal hanya sifat-sifat ketuhanan yang ada dalam dirinya, disitulah baru Tuhan dapat mengambil tempat dalam dirinya, dan diketika itu ruh Tuhan dan ruh manusia dalam tubuh manusia.[11]

F.     Al-Ghazali : Tasawuf sunni
Nama lengkapnya ialah Abu Hamid Muhammad bin Muhammad bin Ahmad Al-Ghazali, lahir di Thus. Dia adalah seorang ulama besar yang memperoleh predikat “Hujjatul-Islam”, di samping luas ilmu dan amalnya, juga hidupnya penuh dengan perjuangan dan pengorbanan dalam mempertahankan serangan terhadap ajaran agama baik yang datangnya dari dalam maupun yang datangnya dari luar Islam. Dia pernah berkecimpung dalam ilmu kalam, bidang filsafat dan juga menyelidiki ilmu kebatinan, tetapi ia tidak pernah merasa puas dengan ajaran-ajaran yang dikemukakan tokoh-tokoh ilmu tersebut, yang akhirnya ia memasuki bidang tasawuf. Disitulah ia merasa bahagia, karena ia mendapatkan kebenaran yang mutlak. Pkok ajaran Al-Ghazali mengenai tasawuf dipaparkannya dalam buku “ihya ulumuddin”, kebahagiaannya yang sejati ditemukannya melalui ma’rifat. Ma’rifat atau ilmu sejati di dapat bukan semata-mata melalui akal. Ma’rifat itu sebenarnya ialah mengenal Tuhan (Hadrat Rububiyah). Wujud Tuhan meliputi segala yang wujud, tidak yang wujud melainkan Allah dan perbuatan Allah. Kesenangan hati itu di dapat setelah diperoleh apa yang belum diketahui. Tingkat kesenangan itu ada dua acam yaitu lezat (kepuasan), dan sa’adah (kebahagiaan). Bertambah naiklah tingkat kepuasan dan rasa kebahagiaan. Itulah sebabnya orang ang lebis luas ilmunya lebih merasa bahagia daripada orang yang kurang ilmu pengetahuannya.
Seterusnya A-Ghazali menjelaskan bahwa orang yang mempunyai ma’rifah tentang Tuhan, yaitu ‘arif, tidak akan mengatakan YaAllah atau Ya Rabbi karena memanggil Tuhan dengan kata-kata serupa ini, menyatakan bahwa Tuhan ada di belakang tabir.[12]

G.    Ibnu Arabi: Wahdat al-Wujud
Nama aslinya ialah Muhammad bin Ali Ahmad bin Abdullah, sering juga digelari Abu Bakr. Muhyiddin atau al-Hattimy, namanya yang populer ialah Ibnu ‘Araby, lahir di Andalusia pada tahn 598 H/1102 M, meninggal di Damaskus tahun 638 H/1240 M.
Wahdat al-Wujud berarti kesatuan. Dalam faham nasut yang ada dalam hullul dirubah oleh Ibn al-Arabi menjadi khalq (makhluk) dan lahut menjadi haq (Tuhan). Khalq dan haq adalah dua aspek bagi tiap sesuatu. Aspek yang sebelah luar disebut khalq dan aspek yang disebelah dalam disebut haq.[13]
Makhluk dijadikan dan wujudnya bergantung pada wujud Tuhan, sebagai sebab dari segala yang berwujud selain Tuhan. Yang berwujud selain Tuhan tak akan mempunyai wujud, sekiranya Tuhan tak ada. Tuhanlah sebenarnya yang mempunyai wujud hakiki. Yang dijadikan hanya mempunyai wujud yang bergantung pada wujud di luar dirinya yaitu Tuhan. Dengan demikian yang mempunyai wujud sebenarnya hanyalah Tuhan dan wujud yang dijadikan ini pada hakikatnya bergantung pada wujud Tuhan. Yang dijadikan sebenarnya tidak mempunyai wujud. Yang mempunyai wujud sebenarnya hanyalah Allah. Dengan demikian hanya ada satu wujud, wujud Tuhan.[14]


[1] Dr. Harun Nasution, Falsafat dan Misticisme dalam Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1973), hal 63
[2] Ibid, hal 64-65
[3] Ibid, hal 67
[4] Ibid, hal 69
[5] Ibid, hal 70
[6] Ibid, hal 75
[7] Ibid, hal 76
[8] Ibid, hal 77-78
[9] Ibid, hal 80
[10] Ibid, hal 81
[11] Ibid, hal 82
[12] Ibid, hal 70
[13] Ibid, hal 84
[14] Ibid, hal 85-86

KUMPULAN DO'A DO'A ORANG-ORANG KAL-SEL

Nama              Abdan Matin Ahmad
NIM                :1001250695
Jurusan           : PMTK B 2010
Kelompok       : II (DUA)

DOA-DOA
DO’A ZIARAH KUBUR

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ، مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَإِناَّ إِنْ شَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَحِقُوْنَ ( وَيَرْحَمُ اللهُ الْمُسْتَقْدِمِيْنَ مِنَّا وَالْمُسْتَأْخِرِيْنَ) أَسْأَلُ اللهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَةَ.رواه مسلم و ابن ماجه
Assalâmu ‘alaykum ahlad-diyâri minal-mu’minîna walmuslimîn, wa-innâ insyâallâhu bikum lâhiqûn,(wa yarhamullâhu al-Mustaqdimîn minnâ wa al-Musta’khirîn) as-alullâha lanâ walakumul-‘âfiyah.
Terjemah:“Semoga kesejahteraan untukmu, wahai penghuni kubur dari orang-orang mu’min dan muslim, dan sesungguhnya kami Insya Allah akan menyusul kalian (Semoga Allah merahmati orang yang mendahului diantara kita dan mereka yang menyusul kemudian). Akumemohonkepada Allah untuk kami dan kalian keselamatan“. (HR. Muslim 2/671, IbnuMajahdanlafaznyadaridia: 1/494).

DO’A MASUK DARI KUBUR
اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا اَهْلَ الْقُبُوْرِ يَغْفِرُ اللهُ لَناَ وَلَكُمْ اَنْتُمْ سَلَفُنَا وَنَحْنُ بِالْاَثَرِ
DO’A KELUAR DARI KUBUR

اَلسَّلاَمُ عَلَيْكُمْ يَا اَهْلَ الدِّيَارِ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ وَ اِنْشَاءَ اللهُ بِكُمْ لاَ حِقُوْنَ, اَسْاَلُ اللهَ لَناَ وَلَكُمُ الْعَافِيَةَ

DO’A MENGAJAR

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ, رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي وَيَسِّرْلِي اَمْرِي وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِنْ لِسَانِ يَفْقَهُ قَوْلِي
DO’A SEBELUM BELAJAR

رَبِّ زِدْنِي عِلْمًا وَارْزُقْنِي فَهْمًا


DO’A BERJUALAN

اَللَّهُمَّ اجْعَلْنِي وَاَوْلَادِي تُجاَّرًا مُبَارَكًا صَدُوْقًا




DO’A MASUK PASAR

لآَ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لاَشَرِيْكَ لَهُ،, لَهُ اْلملُكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ حَيٌّ لَا يَمُوْتُ بِيَدِهِي الْخَيْرُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ.
DO’A KELUAR PASAR

َللّٰهُمَّ اِنِّ اَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمُوْلِجٍ وَ خَيْرَ الْمُخْرَجِ بٍاسْمِ اللهِ وَ لًجْنَا وَبِاسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَ عَلًي اللهِ رَبَّنَا تَوَكًّلْنَا

DO’A BERPAKAIAN, MASUK DAN KELUAR RUMAH
DO’A BERPAKAIAN

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي كَسَانِي هٰذَا وَرَزَقَنِيْهِ مِنِّي مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّي وَلَا قُوَّةٍ
DO’A MELEPAS PAKAIAN

بِسْمِ اللهِ الَّذِي لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ
DO’A MASUK KERUMAH

اَللَّهُمَّ اِنِّي اَسْاَلُكَ خَيْرَ الْمُوْلِجِ وَ خَيْرَ الْمُخْرَجِ بِاسْمِ اللهِ وَ لَجْنَا وَ بِاسْمِ اللهِ خَرَجْنَا وَعَلٰى الله رَبِّنَا تَوَكَّلْنَا
DO’A KELUAR RUMAH

بِسْمِ اللهِ تَوَكَّلْتُ عَلٰى اللهِ وَ لَا حَوْلَوَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ.

DO’A WITIR

اَللّٰهُمَّ اِنَّانَسْأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا, وَ نَسْاَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا, وَنَسْاَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا, وَنَسْاَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا, وَنَسْاَلُكَ عِمْلًا صَالِحًا, وَنَسْاَلُكَ دِيْنًا قَيِّمًا, وَنَسْاَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا, وَنَسْاَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ وَنَسْاَلُكَ الشُّكْرَ عَلٰى الْعَافِيَةِ, وَنَسْاَلُكَ الْغِنَى عَنِ النَّاسِ. اَللّٰهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلَاتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَرُكُوْعَنَا وَسُجُوْدَنَا وَتَخَشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَ تَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ


WIRID PANJANG
WIRID SESUDAH SEMBAHYANG FARDHU

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ 3x   اَلَّذِى لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ اْلقَيُّوْمُ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ.
Setelah itu, sebelum mengubah duduk tawarru’ kepada duduk biasa, bacalah bersama-sama ma’mum kalimat ini :

لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ 10x
Selanjutnya sambil mengubah duduk, bagi imam berputar kekanan sekira ma’mum diarah kanan kiblat diarah kiri dan bagi ma’mum menghadap kiblat, dibacalah bersama-sama:

اَللَّهُمَّ اَجِرْنِى مِنَ النَّارِ 7 x
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَ اَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاالْجَلَالِ وَ الْاِ كْرَامِ. اَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ. بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ.  اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ .َالرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ .مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ . اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَ اِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ .اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمِ.صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّآلِّيْنَ.  وَاِلٰهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ لَّا اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ.اللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ. لَا تَأْخُذُهُ، سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ. لَهُ مَافِى السَّمٰوَاتِ وَمَافِى الْاَرْضِ مَنْ ذَااَّلذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلَّا بِإِذْنِهِي, يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِ اِلَّا بِمَاشَآءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ وَلَا يَؤُدُهُو حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ. اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ اٰمَنَ بِاللهِ وَمَلٰئِكَتِهِي وَ كُتُبِهِي وَرُسُلِهِي,لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُسُلِهِي, وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَ اَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَايُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَاكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَأْنَا, رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًاكَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا, رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِي, وَاعْفُ عَنَّا وَغْفِرْلَنَا وَرْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلَنَا فَاْنُصْرنَا عَلَى اْلقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. شَهِدَ اللهُ اَنَّهُو لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ وَالْمَلٰئِكَةُ وَاُولُوالْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَامُ, قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُزِلُّ مَنْ تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى اللَّيْلِ وَ تُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ تُخْرِجَ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَىِّ وَ تَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ اِلٰهِى يَارَبِّى : سُبْحَانَ اللهِ (سُبْحَانَ اللهِ 33 ) سُبْحَانَ اللهِ الْعَلِىِ الْعَظِيْمِ وَ بِحَمْدِهِ دَائِمًا : اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ. (اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ 33) اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ عَلَى كُلِّ حَالٍ وَ نِعْمَةٍ : اَللهُ اَكْبَرُ. (اَللهُ اَكْبَرُ 33) اَللهُ اَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَ اَصِيْلًا, لَا اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لَا شَرِيْكَ لَهُ،, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ. اَللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَايَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ النَّبِيِّ الْاُمِّىِّ وَعَلٰى اٰلِهِي وَ صَحْبِهِي وَ سَلِّمَ. كُلَّمَا ذَكَرَكَ الذَّاكِرُوْنَ وَغَفَلَ عَنْ ذِكْرِكَ الْغَفِلُوْنَ وَسَلَّمَ وَرَضِىَ اللهُ تَبَارَكَ وَتَعَالٰى عَنْ سَادَاتِنَا اَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ. حَسْبُنَا اللهُ وَ نِعْمَ الْوَكِيْلُ وَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِىِّ اْلعَظِيْمِ. اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ. (يَالَطِيْفُ يَاكَافِى يَاحَفِيْظُ يَاشَافِى 2 ) يَالَطِيْفُ يَاوَافِى يَاكَرِيْمُ اَنْتَ اللهُ . (لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ 10 )

Kemudian berdo’a dan sebelum berdoa baca kalimat-kalimat ini :

لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلمكَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ. وَبِهَا نُبْعَثُ اِنْ شَآءَ اللهُ تَعَالَى بِرَحْمَةِ اللهِ وَكَرَمِهِ مِنَ الْأٰمِنِيْنَ. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَ حَمْدًا يُوَافِى نِعَمَهُ، وَيُكَافِى مَزِيْدَهُ، يَارَبَّنَا لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِى لِجَلَالِ وَجْهِكَ الْكَرِيْمِ وَ عَظِيْمِ سُلْطَانِكَ . اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمِ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يَاذَاالْجَلَالِ وَ اْلإِكْرَامِ وَسَلَّمَ وَرَضِىَ اللهُ تَعَالٰى عَنْ سَادَاتِنَا اَصْحَابِ رَسُوْلِ اللهِ اَجْمَعِيْنَ آمِيْنَ.

Kemudian baca do’a yang kedua (biasanyado’atolakbala’).Sebelum do’a kedua dibaca, ucapkanlah lebih dahulu :

اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِى لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّوْمُ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ 3x
اَشْهَدُ اَنْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،, اِلٰهًا وَاحِدًا وَرَبًّا شَاهِدًا لَا مَعْبُدَ سِوَاهُ وَنَحْنُ لَهُ، مُسْلِمُوْنَ 4x (الفاتجة)

WIRID SEKUMPUL
WIRID SESUDAH SHALAT
)لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لَا شَرِيْكَ لَهُ،, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ 10كال
اَللَّهُمَّ اَجِرْنِى مِنَ النَّارِ 7 كالى, دباچ سبلوم مروبه كاكى درى دودوق تحية أخير)
اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ اَلَّذِى لَا اِلَهَ اِلَّا هُوَ الْحَيُّ اْلقَيُّوْمَ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ3 كالى , اَسْتَغْفِرُ اللهَ 3 كالى
اَللَّهُمَّ اَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ وَاِلَيْكَ يَعُوْدُ السَّلَامُ فَحَيِّنَا رَبَّنَا بِالسَّلاَمِ وَ اَدْخِلْنَا الْجَنَّةَ دَارَ السَّلَامِ, تَبَارَكْتَ رَبَّنَا وَتَعَالَيْتَ يَاذَاالْجَلَالِ وَ الْاِ كْرَامِ. اَللّٰهُمَّ لَا مَانِعَ لِمَا اَعْطَيْتَ وَلَا مُعْطِيَ لِمَا مَنَعْتَ وَلَا رَآدَّ لِمَا قَضَيْتَ وَلَايَنْفَعُ ذَاالْجَدِّ مِنْكَ الْجَدُّ. اَللّٰهُمَّ اَعِنِّى عَلٰى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لَا شَرِيْكَ لَهُ،, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلٰى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَلَا نَعْبُدُ اِلَّا اِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ  وَلَهُ الثَّنَآءُ الْحَسَنُ, لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُوْنَ سُبْحَانَ مَنْ لَا يَعْلَمُ قَدْرَهُ، غَيْرُهُ، وَلَا يَبْلُغُ الْوَاصِفُوْنَ صِفَتَهُ، سُبْحَانَ رَبِّىَ الْعَلِىِّ الْاَ عْلَى الْوَهَّابِ.
سُبْحَانَ اللهِ 33, اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ 33, اَللهُ اَكْبَرُ 33
لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ، لَا شَرِيْكَ لَهُ،, لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ يُحْيِ وَيُمِيْتُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ, وَ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِىِّ الْعَظِيْمِ, وَاِلٰهُكُمْ اِلَهٌ وَاحِدٌ لَّا اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الرَّحْمَنُ الرَّحِيْمُ.اللهُ لَآ إِلٰهَ إِلَّا هُوَ اْلحَيُّ اْلقَيُّوْمُ. لَا تَأْخُذُهُ، سِنَةٌ وَلَا نَوْمٌ. لَهُ مَافِى السَّمٰوَاتِ وَمَافِى الْاَرْضِ مَنْ ذَااَّلذِى يَشْفَعُ عِنْدَهُ اِلَّا بِإِذْنِهِي, يَعْلَمُ مَابَيْنَ اَيْدِيْهِمْ وَمَاخَلْفَهُمْ وَلَا يُحِيْطُوْنَ بِشَيْءٍ مِنْ عِلْمِهِي اِلَّا بِمَاشَآءَ. وَسِعَ كُرْسِيُّهُ السَّمٰوَاتِ وَالْاَرْضَ وَلَا يَؤُدُهُو حِفْظُهُمَا وَهُوَ الْعَلِىُّ الْعَظِيْمُ. اٰمَنَ الرَّسُوْلُ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْهِ مِن رَّبِّهِ وَ الْمُؤْمِنُوْنَ. كُلٌّ اٰمَنَ بِاللهِ وَمَلٰئِكَتِهِي وَ كُتُبِهِي وَرُسُلِهِي,لَا نُفَرِّقُ بَيْنَ اَحَدٍ مِّنْ رُسُلِهِي, وَقَالُوْا سَمِعْنَا وَ اَطَعْنَا غُفْرَانَكَ رَبَّنَا وَاِلَيْكَ الْمَصِيْرُ. لَايُكَلِّفُ اللهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَاكْتَسَبَتْ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَا اِنْ نَسِيْنَا اَوْ اَخْطَأْنَا, رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَا اِصْرًاكَمَا حَمَلْتَهُ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا, رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَالَا طَاقَةَ لَنَا بِهِي, وَاعْفُ عَنَّا وَغْفِرْلَنَا وَرْحَمْنَا اَنْتَ مَوْلَنَا فَاْنُصْرنَا عَلَى اْلقَوْمِ الْكَافِرِيْنَ. شَهِدَ اللهُ اَنَّهُو لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ وَالْمَلٰئِكَةُ وَاُولُوالْعِلْمِ قَائِمًا بِالْقِسْطِ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ. اِنَّ الدِّيْنَ عِنْدَ اللهِ الْإِسْلَامُ, قُلِ اللَّهُمَّ مَالِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُزِلُّ مَنْ تَشَآءُ بِيَدِكَ الْخَيْرُ اِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْئٍ قَدِيْرٌ. تُوْلِجُ اللَّيْلَ فِى النَّهَارِ وَتُوْلِجُ النَّهَارَ فِى اللَّيْلِ وَ تُخْرِجُ الْحَىَّ مِنَ الْمَيِّتِ وَ تُخْرِجَ الْمَيِّتَ مِنَ الْحَىِّ وَ تَرْزُقُ مَنْ تَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ . قُلْ هُوَ اللهُ اَحَدٌ..... سمفى اخير
قُلْ اَعُوْذُبِرَبِّ الْفَلَقِ.......... سمفى اخير
قُلْ اَعُوْذُبِرَبِّ النَّاسِ......... سمفى اخير
سورة الفاتحة سكالى, كموديان بردعاء.............
ستله بردعاء دتروسكن دݞن : اَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ الَّذِى لَآاِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْحَىُّ الْقَيُّوْمُ وَ اَتُوْبُ اِلَيْهِ 3x
اَشْهَدُ اَنْ لَآ اِلٰهَ اِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،, اِلٰهًا وَاحِدًا وَرَبًّا شَاهِدًا وَنَحْنُ لَهُ، مُسْلِمُوْنَ 4x
كموديان بردعاء يع ددهلوى دعن توسل سورة الفاتحة اتو لعسوع دتروسكن دعن :
اَلَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَ تَطْمَئِنُّ قُلُوْبُهُمْ بِذِكْرِ اللهِ, اَلَا بِذِكْرِ اللهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوْبُ فَاعْلَمْ اَنَّهُ،
لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ 3 x
لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ5x
اللهُ الله اللهُاللهْ (دالم سكالى نفس) 6 x
اللهُ(لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ) 3 x
صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ كَلِمَةُ حَقٍّ عَلَيْهَا نَحْيَا وَعَلَيْهَا نَمُوْتُ. وَبِهَا نُبْعَثُ اِنْ شَآءَ اللهُ تَعَالَى مِنَ الْأٰمِنِيْنَ. اَلْفَاتِحَةَ اِلٰى حَضْرَةِ سَيِّدِنَا رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاٰلِهِي وَاَصْحَابِهِي وَاَزْوَجِهِي وَزُرِّيَتِهِي ثُمَّ الْفَاتِحَةَ اِلَى رُوْحِ الْفَقِيْهِ الْمُقَدَّمْ مُحَمَّدِ بْنِ عَلِىِّ بَاعَلَوِى, وَ اِلٰى رُوْحِ صَاحِبِ الرَّاتِبِ سَيِّدِنَا الْحَبِيْبْ عُمَرَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمٰنْ العَطَّاسْ, وَاِلَى رُوْحِ الشَيْخْ عَلِيِّ بْنِ عَبْدِ اللهِ بَارَسْ, ثُمَّ اِلَى رُوْحِ سَيِّدِنَا الْحَبِيْبْ اَحْمَدَ بْنِ حَسَنِ بْنِ عَبْدِ اللهِ الْعَطَّاسْ وَ اُصُوْلِهِمْ وَفُرُوْعِهِمْ وَجَمِيْعِ السَّادَةِ الصُّوْفِيَةِ اَيْنَمَا كَانُوْا ثُمَّ الْفَاتِحَةَ اِلَى اَرْوَاحِ وَالِدِيْنَ وَمَشَايِخِنَا وَمُعَلِّمِيْنَ اَجْمَعِيْنَ, اَنَّ اللهَ يَغْفِرُ لَهُمْ وَيَرْحَمُهُمْ وَيُعْلِي دَرَجَاتِهِمْ فِى الْجَنَّةِ وَيَنْفَعُنَا بِأَسْرَارِهِمْ وَاَنْوَارِهِمْ وَعُلُوْمِهِمْ فِى الدِّيْنِ وَ الدُّنْيَا وَالْاٰخِرَةِ  وَيَجْعَلُنَا مِنْ حِزْبِهِمْ وَيَرْزُقُنَا مَحَبَّتَهُمْ وَيَتَوَفَّانَا عَلَى مِلِّتِهِمْ وَيَحْشُرُنَا فِى زُمْرَتِهِمْ مِنْ غَيْرِ سَابِقَةِ عَذَابٍ وَلَا حِسَابٍ وَعَلَى كُلِّ مَانَوَى بِهِ اَسْلَافُنَا الصَّالِحُوْنَ, الفاتحة.
كمودين بردعاء دان دترسكن دعن ممباچ سورة يس, سورة الواقعة كمودين ممباچ ورداللطيف كمودين ممباچ :
اَسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ 11x
يَا اَللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِهَا يَا اَللهُ بِحُسْنِ الْخَاتِمَةِ 5 x
لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ 3x  (دعن ممجمكن مات)
مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِصَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ (دعن ممبوك مات)
كمودين ممباچ : لَآ اِلَهَ اِلَّا اللهُ مُحَمَّدٌ رَسُوْلُ اللهِ فىِ كُلِّ لَمْحَةٍ وَنَفَسٍ عَدَدَ مَاوَسِعَهُ عِلْمُ اللهِ.

DO’A TERHADAP ANAK DAN ORANG TUA

اَللّٰهُمَّ اغْفِرْلِى وَلِوَالِدَيَّ وَرْحَمْهُمَا كَمَا رَبَّيَانِى صَغِيْرًا
/اللّهُمَّ اجْعَلْنَا وَاَوْلاَدَنَا مِنْ اَهْلِ العِلْمِ وَالخَيْرِ وَلاَ تَجْعَلْنَا وَاِيَّاهُمْ مِنْ اَهْلِ الشّرِّ وَالضَّيْرِ.
MENERIMA DAN MENGELUARKAN ZAKAT DAN NIAT-NIATNYA

DO’A MENERIMA ZAKAT

اٰجَرَكَ اللهُ فِيْمَا اَعْطَيْتَ وَبَرَكَ فِيْمَا اَبْقَيْتَ وَجَعَلَ اللهُ لَكَ طَهُوْرًا

DO’A MENGELUARKAN ZAKAT

NIAT MENGELUARKAN ZAKAT

نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكٰوةَ الْفِطْرِ عَنْ نَفْسِيْ فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَلٰى (untuk diri sendiri)                      
       نَوَيْتُ اَنْ اُخْرِجَ زَكٰوةَ الْفِطْرَةِ عَنِّيْ وَعَنْ جَمِيْعِ مَا يَلْزَمُنِي نَفَقَاتُهُمْ شَرْعًا فَرْضًا لِلّٰهِ تَعَالٰى (Untuk Keluarga)

DO’A AWAL TAHUN
اَللّٰهُمَّ اَنْتَ الْاَبَدِيُّ الْقَدِيْمُ الْاَوَّلُ، وَعَلٰى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَجُوْدِكَ وَكَرَمِكَ الْمُعَوَّلِ، وَهٰذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْاَقْبَلَ، اَسْئَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّبْطَانِ وَاَوْلِيَآءِهِ وَجُنُوْدِهِ وَالْعَوْنَ عَلٰى هٰذِهِ النَّفْسِ الْاَمَّارَةِ بِالسُّوْۤءِ. وَالْاِشْتِغَالَ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفٰى.
 DAN AKHIR TAHUN
اَللّٰهُمَّ مَاعَمِلْتُ فِى هٰذِهِ السَنَةِ مِمَّا نَّهَيْتَنِي عَنْهُ وَلَمْ تَرْضَهُ وَنَسِيْتُهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَحَلِمْتَ عَلَيَّ فِيْهِ بِفَضْلِكَ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلٰى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِىْ اِلٰى التَّوْبَةِ بَعْدَ جِرَآءَ تِى عَلٰى مَعْصِيَتِكَ فَاِنِّي اَسْتَغْفِرُكَ فَاغْفِرْلِى. وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِنْ عَمَلٍ تَرْضَاُه وَوَعَدْتَنِيْ عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْئَلُكَ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّىْ ،وَلَا تَقْطَعْ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ.