Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Wednesday, April 5, 2017

PSIKOLOGI KOGNITIF

PSIKOLOGI KOGNITIF DAN PENGGUNAANNYA

A.    Pengertian dan Konsep Psikologi Kognitif
Psikologi kognitif adalah teori yang fokus pada dunia tanggapan, pikiran, dan ingatan. Psikologi kognitif menggambarkan pebelajar sebagai  pemeroses informasi yang aktif (seperti dalm dunia komputer) dan menentukan peran kritis ke pengetahuan dan pandangan pelajar yang membawa ke belajar mereka.
Konsep psikologi kognitif diantaranya:
·    Skema, yaitu ide yang berisi kerangka mental (berhubungan dengan jiwa) dalam menentukan pemahaman.
·    Konstruksi memori, yaitu pandangan bahwa pengetahuan diciptakan oleh individu (yang baru belajar) dalam menghadapi situasi baru.
·  Tingkatan pemerosesan, yaitu pandangan bahwa memori adalah hasil dari pemrosesan informasi yang diterima.
Psikologi kognitif sekarang memasukkan pengaruh sosial pada perkembangan kognitif, yaitu hubungan antara kognisi dan motivasi, kesadaran diri dan strategi kognitif, dan perkembangan keahlian menyelesaikan masalah matematika dan sains.

B.     Sejarah Psikologi Kognitif
Sejarah Pada Era Asosiasionis
Pada era asosiasionis, cara kita melihat dunia membuat pandangan, tindakan kita dan pemahaman kita berdasarkan pengalaman. Psikologi kognitif pada sekitar tahun 1920 sampai 1970, dunia psikologi di Amerika didominasi oleh teori (pandangan) yang sangat berbeda, yaitu asosiasionis. Penggunaan kerangka teori asosiasionis tidak hanya terbatas pada ketertarikan psikologis dari fenomena sederhana (kebiasaan) dari binatang.
Penggunaan kerangka teori asosiasionis tidak hanya terbatas pada ketertarikan psikologis dari fenomena sederhana (kebiasaan) dari binatang. Metode penelitian yang lebih dipilih adalah daftar hubungan pemahaman, yang mana satu item mempengaruhi item berikutnya pada daftar. Dalam hubungan pemahaman, respon dan stimulus harus saling berhubungan. Dijelaskan pada eksperimen psikologi di Amerika, dasar pemahaman harus dijelaskan secara lebih tepat seperti dasar pemahaman binatang,  dasar pemahaman binatang membuat pilihan di labirin, atau dasar memori menghafal daripada prinsip umum yang asosiasionis cari.
Behavioris radikal yang dipimpin ilmuan psikologi B. F. Skinner, memberi dampak besar bagi psikologi dan pendidikan saat mendekati masa akhir asosiasionis. Pada pertengahan 1960, behaviorisme menjadi dampak potensial pada psikologi Amerika, pada banyak perlakuan, kesadaran diragukan sebagai topik baik pada penelitian dan teori. Kenyataanya sekarang pada pendidikan, masih banyak dipengaruhi oleh behavorisme
Dalam waktu singkat, behavorisme Skinner diaplikasikan secara luas pada pendidikan.  Meski demikian, komunitas psikolog Amerika tidak puas dengan kemampuan teori psikologi stimulus dan respon karena tidak memenuhi syarat dalam mengukur pemahaman dan memori manusia. Perkembangan teori dan penelitian lingustik yang cepat menunjukkan perbedaan yang tinggi pada bahasa anak dan remaja. Lebih sedikit dari pada level yang diharapkan.

Sejarah Pada Era Kognitif
Tidak ada tanda akan berakhirnya asosiasionis dan dimulainya revolusi kognitif di psikologi Amerika. Psikolog Amerika bertambah frustasi dengan batasan teori dan metode behavorisme. Penemuan komputer yang memberikan gambaran yang masuk akal untuk pemrosesan informasi pada manusia.  Selain itu, menjadi alat dalam memodelkan dan menjelajah proses kognitif manusia. Sekarang, psikologi kognitif menjadi aliran utama dalam psikologi Amerika dan tidak  lagi menjadi hal yang revolusioner.

C.    Dasar-dasar Kognitif untuk Pendidikakan
·  Psikologi kognitif membantu kita memahami pembelajaran sebagai proses konstruksi bukan proses menerima.
·   Psikologi kognitif menekankan pada pentingnya struktur pengetahuan.
·   Psikologi kognitif menekankan kesadaran sendiri dan pengaturan sendiri pada pengetahuan.
·   Psikologi kognitif menitikberatkan pada aturan interaksi sosial pada perkembangan kognitif.
·   Psikologi kognitif menitik beratkan hubungan alami pengetahuan, stategi dan keahlian.
·   Dasar-dasar kognitif untuk pendidikakan.

Pada sebagian besar abad ini, assosiasionis adalah aliran psikologi Amerika. Diantara tradisi ini, psikologi Amerika berusaha memperoleh aturan dasar yang mengatur pemahaman dan ingatan dengan mempelajari fenomena sederhana dan aturan penelitian yang teliti.
Sekarang,  psokologi Amerika menggunakan kognitif. Psikologi kognitif menggambarkan manusia sebagai pemeroses informasi.

MEMORI SENSORI

Menurut Atkinson dan Shiffin, memori dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu memori sensoris, memori jangka pendek (short term memory) dan memori jangka panjang (long term memory). Dalam model memori tiga tahap ini informasi awalnya dicatat oleh sensori memori untuk sesaat, kemudian informasi diteruskan  ke memori jangka pendek yang menyimpannya selama 15-25 detik. Terakhir informasi tersebut dapat berpindah ke memori jangka panjang yang relatif permanen.
Memori sensori merujuk pada penyimpanan informasi awal dan bersifat sangat sebentar, sehingga hanya dapat betahan sangat singkat. Disini stimulus dicatat oleh sensori memori seseorang dan disimpan untuk periode yang sangat singkat. Berikut ini adalah hal-hal lain yang mempengaruhi dan terkait dengan sensori memori.

A.    Persepsi
1.        Pencatatan Indera (Sensory Register)
 
2.        Implikasi Riset Tentang Sensory Register di Bidang Pendidikan
a)      Pengenalan Pola
1)   Template.
2)   Prototipe
3)   Analisis fitur
4)   Deskripsi struktural
Hukum-hukum yang ada di dalam  hukum Gestalt, antara lain:
B.     Pengkodean Informasi Kompleks
x
Persepsi adalah proses dimana “stimulus” diterima, dikenali untuk kemudian dipahami. Persepsi berperan penting dalam aspek kognitif dan secara langsung dipengaruhi oleh pengetahuan siswa kejadian kontekstual yang tercipta dari pengetahuan tersebut.

Proses berlangsungnya persepsi:
Pertama, beberapa aspek lingkungan “stimulus” dideteksi oleh indera (penglihatan atau pendengaran, tapi tidak perlu dipahami). Stimulus yang kemudian entah bagaimana harus berubah dan diadakan. Proses ini biasanya adalah merujuk kepada sebagai penyimpanan. Selanjutnya, tubuh pengetahuan (stimulus yang sudah beruba) ini harus tersedia dan dibawa untuk menanggung pada rangsangan. Proses ini biasanya adalah merujuk sebagai pengenalan pola. Akhirnya, beberapa keputusan harus dibuat mengenai arti Proses ini mengacu sebagai tugas pemaknaan.
Salah satu kemampuan dari sistem kognitif kita adalah bahwa ia dapat mempertahankan sementara waktu informasi dari lingkungan setelah informasi itu menghilang rupanya masing-masing indera kita memiliki kemampuan ini (inilah yang disebut pencatatan sensorik/sensory register).
a)        Pencatatan Penglihatan (Visual Register)
Hasil penelitian Sperling menyimpulkan bahwa informasi visual (ikon) dapat diterima dan dipertahankan indera dalam beberapa waktu. Tidak ada batasan jumlah informasi, manusia dapat menerima setiap stimulus (ikon) yang diberikan. Namun hanya beberapa ikon yang diingat dalam interval waktu. Adapun waktu penyimpanan informasi visual yang diterima kurang dari 0,5 detik.
b)        Pencatatan Pendengaran (Auditory Register)
Hasil penelitian Darwin dkk menyimpulkan Informasi pendengaran (echo) dapat diterima dan dipertahankan indera pendengaran dalam beberapa waktu. Manusia dapat menerima setiap stimulus (echo) yang diberikan, namun hanya beberapa “echo” akan diingat dalam jangka waktu tertentu. Waktu penyimpanan informasi dari 0 smpai dengan 4 detik.
Pengenalan pola mengacu pada bagaimana rangsangan di lingkungan diakui sebagai sesuatu yang tersimpan dalam memori. Meskipun ada berbagai cara untuk proses pengenalan pola, masing-masing menganggap bahwa stimuli ditangkap oleh reseptor rasa dan diadakan di register sensorik sementara analisis makna dilakukan. Informasi yang masuk dibandingkan dengan pengetahuan yang tersimpan dalam memori sehingga keputusan dapat dibuat.
Secara khusus, perbedaan pendapat berpusat tentang bagaimana pengetahuan yang diperlukan untuk mengenali rangsangan direpresentasikan dalam memori.
Secara umum, psikolog mempelajari teori-teori tentang pengenalan pola yaitu: (1) template, (2) prototipe, (3) analisis fitur, dan (4) deskripsi struktural. Pada bagian berikut, kita memeriksa masing-masing posisi tersebut.

Perspektif sederhana pada pengenalan pola adalah bahwa kita menyimpan template atau salinan obyek lingkungan dalam memori.
Prototipe merupakan "contoh terbaik" dari objek-kategori. Seperti cangkir, bukannya representasi dari objek tertentu.
Model analisis fitur Selfridge’s pandemonium tampak konsisten dengan neurofisiologi dari korteks visual; yaitu, berbagai sel di korteks otak merespon secara berbeda berbagai jenis rangsangan visual, kira-kira seperti aspek-aspek tertentu.
Deskripsi struktural merupakan ide pengenalan pola yang terjadi sebagai akibat dari deskripsi struktural.

b)     Peran Pengetahuan Dalam Persepsi dan Makna
Pengetahuan secara langsung berpengaruh terhadap persepsi, pengenalan pola, dan penetapan makna. Mengetahui apa yang kita lihat (atau mendengar) dan bahkan bagaimana melihat (atau mendengarkan) bergantung pada pengetahuan yang kita miliki.
Contoh: Seorang pemain catur ahli, misalnya, memandang papan catur midgame sangat berbeda dari seseorang yang belum pernah memainkan permainan catur.
Pengetahuan juga mempengaruhi bagaimana kita mencari hal-hal untuk memahami.
Contoh: Pendebat ulung memahami apa yang harus dicari dalam mengevaluasi debat lainnya.

c)    Persepsi dan Konteks
Seperti yang kita singgung sebelumnya, konteks diciptakan oleh pengetahuan dan lingkungannya. Tanpa pengetahuan, lingkungan mungkin sulit atau tidak mungkin untuk menafsirkan. Tanpa lingkungan, tidak ada yang menganalisis untuk konteks.

Contoh perhatikan kalimat berikut:
§  The man walked into the quiet wood  (Seseorang berjalan ke dalam hutan yang sunyi)
§  The man threw the wood into the fire  (Orang  itu melempar kayu bakar)
§  The man got good wood on the ball (Orang  itu mendapatkan kayu yang bagus di atas bola)
§  The man was made of  wood  (orang itu terbuat dari kayu)
Dalam setiap contoh, kata wood dipahami berbeda karena konteks kalimat.
Menetapkan konteks untuk persepsi adalah elemen penting dari pengajaran yang efektif. Mengingat konteks yang tidak tepat, membingungkan, atau kurang terorganisir, siswa mungkin tidak pernah benar-benar memahami apa yang seorang guru coba jelaskan. Dengan konteks yang jelas, persepsi dan belajar jauh lebih mungkin.

Hukum Gestalt

a)  Hukum kontinuitas (continuity) memungkinkan pikiran kita untuk melanjutkan atau meneruskan suatu pola sekalipun secara fisik pola tersebut telah berhenti.
b)  Hukum ketertutupan (closure), elemen-elemen objek atau stimulus yang kurang lengkap cenderung dilihat secara lengkap
c)  Hukum kedekatan (proximity), objek-objek visual yang teretak berdekatan atau tampil di dalam waktu yang bersamaan cenderung dipersepsi sebagai satu kesatuan.
d)   Hukum kemiripan (similarity), objek-objek visual yang memiliki struktur sama atau mirip cenderung dipersepsi atau dilihat sebagai satu kesatuan (kelompok).

Piaget dan Persepsi
Sebagai produk kerjanya pada perkembangan kognitif, Piaget juga fokus pada pengembangan persepsi. Dia tidak membantah korespondensi satu-satu itu ada di antara perkembangan kognitif dan persepsi, tetapi dia mengusulkan bahwa ada keterkaitan erat antara kedua. Salah satu contoh utamanya keterkaitan adalah cara persepsi anak-anak cenderung menjadi kurang berpusat seperti mereka berkembang.
Untuk Piaget, pemusatan kognitif dimaksud dengan kecenderungan untuk memusatkan perhatian dan berpikir pada dimensi tunggal dari masalah atau situasi.
Sama dengan pemusatan kognitif, pemusatan persepsi adalah kecenderungan untuk fokus hanya pada satu aspek array stimulus.

B.     Perhatian ( Atensi )
Perhatian adalah proses konsentrasi pikiran atau pemusatan aktivitas mental (Attention is a concentration of mental activity). Proses perhatian melibatkan pemusatan pikiran pada tugas tertentu, sambil berusaha mengabaikan stimulus lain yang mengganggu. Perhatian juga menunjuk pada proses pengamatan beberapa pesan sekaligus, kemudian mengabaikannya kecuali hanya satu pesan.
 Ada tiga model perhatian, yaitu :
Model seleksi awal Broadbent. Teori pertama perhatian diusulkan bahwa seleksi terjadi sangat awal dalam analisis informasi. Kesimpulan dari hasil penelitian Broadbent  bahwa subyek harus memproses setidaknya sedikit makna pesan yang datang ke telinga, sehingga model ini tidak bisa benar dalam segala situasi
Model Triesman. Triesman berpendapat bahwa ada kapasitas terbatas untuk memproses informasi yang masuk. Pola yang diamati Triesman tampaknya mengesampingkan model seleksi awal dan tampaknya beralih ke model pengolahan penuh yang mengungkapkan beberapa masalah yang belum terselesaikan.
Model Shiffrin. Tentang pengolahan informasi manusia telah mengembangkan  apa yang disebut sebagai model pengolahan penuh, pemilihan yang stimulus hadir tidak terjadi sampai setelah pengenalan pola di proses, proses pengenalan pola terjadi secara otomatis dan tanpa sadar.

1.      Proses Otomatis
Proses kognitif otomatis membutuhkan sedikit sumber daya. Walaupun ada perbedaan pendapat mengenai spesifikasi proses otomatis. Umumnya peneliti sepakat bahwa mereka (1) memerlukan sedikit atau tidak ada perhatian untuk eksekusi mereka dan (2) diperoleh hanya melalui praktek diperpanjang.
Contoh proses otomatis, memecahkan kode oleh pembaca yang baik, tercapainya pergeseran gigi oleh pengemudi, tanda baca kalimat oleh penulis trampil yang telah berpengalaman dan gerakan jari oleh ahli ketik dan pemain piano. Setiap proses ini tampaknya membutuhkan sedikit sumber daya kognitif (misalnya, mampu pergeseran ke dalam kedua sementara juga berbicara dengan penumpang Anda, mengawasi lalu lintas, dan membuat giliran) dan tidak ada perhatian sadar (misalnya, seberapa sering Anda berpikir tentang proses pergeseran gigi saat melakukannya?)

2.   Implikasi Untuk Instruksi (Pembelajaran), Membimbing dan Mengarahkan Perhatian
Ada beberapa implikasi yang sangat penting bagi pembelajaran dan pengajaran.
1.   Pengolahan informasi dibatasi oleh "bottleneck (Sumber hambatan)" alami dalam memori sensorik.
2.   Otomatisitas memfasilitasi pembelajaran dengan mengurangi keterbatasan sumber daya.
3.   Persepsi dan perhatian dipandu oleh pengetahuan sebelumnya.
4.   Persepsi dan perhatian adalah proses yang fleksibel.
5.   Sumber Daya dan keterbatasan data yang membatasi belajar.
Semua siswa harus dapat didorong untuk "mengelola sumber daya mereka. 




STRUKTUR DAN MODEL

THE MODAL MODEL
Memori adalah salah satu masalah yang paling penting dari psikolog kognitif. Hal ini pertama kali dipelajari secara ilmiah sekitar satu abad lalu oleh Ebbinghaus, dan mengikuti tradisi Ebbinghaus itu, studi awal memori difokuskan pada penyelidikan eksperimental hafalan. Konsepsi kita tentang studi memori sekarang jauh lebih luas, namun teori memori telah membuat langkah besar dalam menggambarkan pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan informasi yang berarti.
Model modal dibagi ke dalam tiga kategori utama, yaitu: (1) memori sensor, (2) memori jangka pendek, dan (3) memori jangka panjang.
(1)   MEMORI SENSORI
Seperti yang kita lihat di Bab 2, manusia merupakan proses suatu sistem yang memegang dan mempertahankan rangsangan singkat sehingga analisis persepsi dapat terjadi. Sistem memori sensorik  memungkinkan kita untuk berpegang pada informasi yang tidak ada di lingkungan kita. Informasi yang masuk melalui indera kita selalu berubah dan akan hilang karena digantikan oleh pemandangan baru, misalnya; suara, dan sensasi.
(2)   MEMORI JANGKA PENDEK
Kapasitas STM terbatas hanya dapat mengingat beberapa informasi. Kita tahu bahwa fitur ini intuisi, kita perlu terus memperhatikan pada setiap informasi baru dan melatih pikiran kita kemudian menyimpannya kedalam memori.
Kemampuan untuk mengingat simbol dalam urutan. Sebagai contoh, rentang digit yang jumlah digit individu digunakan untuk mengingat ketika mereka diberikan urutan.
Chunking merupakan potongan  informasi pada memori jangka pendek karena  keterbatasn dari kapasitas STM.
(3)   MEMORY JANGKA PANJANG
LTM adalah tempat penyimpanan permanen dari informasi yang telah di kumpulkan.
Latihan dan pengulangan sangat penting untuk STM, tapi jauh lebih penting untuk jenis pengetahuan LTM. Kognitif psikolog telah membedakan antara jenis pengetahuan dalam memori. Tipe pengetahuan di LTM
1. Pengetahuan Deklaratif = pengetahuan faktual (berdasarkan kebenaran).
2. Pengetahuan Prosedural = pengetahuan bagaimana melakukan kegiatan.
Pengetahuan belajar adalah hasil interaksi antara pengetahuan deklaratif dan procedural. pengtahuan  deskriptif akan digunakan untuk menjelaskan prosedural.
Pengetahuan Episodik merupakan  pengetahuan yang terkait tentang waktu dan tempat tertentu. Contoh: ingat pengalaman masa kecil dll.
Pengetahuan Semantik merupakan pengetahuan yang mengacu pada konsep dan prinsip umum. Contoh: Komputer mengandung klip dll.
REFRESENTASE VERBAL DAN IMAGINAL PADA MEMORI
Alan Paivio (1971,1986) mengatakan informasi melalui verbal dan imaginal, menurut hasil hipotesisnya komponen imaginal/nonverbal lebih kuat daripada komponen verbal.
Komponen verbal                                : isi percakapan, cerita, kalimat dll
Komponen imaginal/nonverbal           : gambar, sensasi, suara dll
The Building Block Of Cognition  (Membangun Block Kognisi)
Empat Konsep Membangun Block Kognisi
a)  Konsep : adalah struktur mental yang berarti mewakili kategori. kategori adalah contoh dari konsep yang kompleks, fitur konsep disebut atribut, atribut ini penting untuk mendefinisikan konsep.
b)    Proposisi: unit pengetahuan  yang dapat memberikan pernyataan memisahkan anderson (1985) proposisi  dapat dianggap mental sama pernyataan tentang keputusan benar/salah.
c)     Produksi: Cara untuk mewakili pengetahuan prosedural
d)    Schemata: Schemata dianggap berfungsi sebagai "perancah“untuk mengatur. Skemata berisi slot, yang memegang isi memori sebagai rentang nilai Slot. Dengan kata lain, pengetahuan akan dirasakan, dikodekan, disimpan, dan diambil sesuai dengan slot di mana ditempatkan.pengetahuan terorganisir secara kompleks, pengendalian pengkodean,  penyimpanan dan pengambilan informasi.

PENGEMBANGAN MODEL MEMORI
Informasi bergerak dari reseptor rasa dan register sensorik ke  stm dan bekerja sesuai dengan latihan yang berlangsung terus ke LTM.

MODEL MEMORI
Quallian dan collin mengususlkan model yakni teachable language  conprehender (TLC) sebagai memori semantik dan dirancang sebagai kerja komputer. Contoh: Kata kuda.
Andersson  Dan Bower (1973) Memberikan pandangan tentang teoritis untuk semua aspek pemikiran, termasuk konsep pengkodean awal  informasi, penyimpanan dan pengambilan, dan meliputi  pengetahuan  dekskritif dan prosedural.
Contoh: Saya makan ubi  (bisa dikodekan)
Saya sakit hati (belum bisa dikodekan karena masih membutuhkan penjelasan)
ACT* Model.
Model anderson akan memperediksi  akan membantu siswa  untuk menghubungkan  informasi baru, pengetahuan belajar  yang akan memiliki ingatan unggul.
Implicit memori merupakan ingatan tanpa mengingat. Tidak sengaja, bentuk bawah sadar dimana tindakan kita dipengaruhi oleh pristiwa sebelumnya tanpa ada kesadaran.

PARARLEL DISTRUBUTED PROCESSING (Proses Distribusi Paralel)  merupakan suatu  proses berpikir, dimana otak memperoses informasi secara bersamaan. Contoh kecil ketika saya mendengar suara “M” saya mampu mendeskripsikannya bersamanan ciri-cirinya padahal hanya distimulus  mendengar suaranya saja, hal tersebut disebabkan oleh memori yang sudah tersimpan di otak sya tentang  “M”

IMPLIKASI DALAM PEMBELAJARAN
1.        Membantu siswa mengaktifkan pengetahuan mereka
2.        kenali keterbatasan STM
3.        membantu siswa mengatur informasi baru menjadi bermakna
4.        membantu siswa dalam memproses pengetahuan mereka
5.        memberi kesempatan bagi siswa untuk menggunakan coding, baik verbal maupun imaginal.

PROSES ENCODING (PENGKODEAN)

Encoding (Pengkodean) adalah proses yang terlibat dalam penempatan informasi ke dalam memori. Terdapat dua jenis informasi yaitu informasi fakta dan informasi komplek. Pada pembelajaran siswa menerima informasi dengan menggunakan sejumlah taktik dengan cara yang sangat strategis. Kebanyakan dari taktik ini sangat mudah untuk digunakan. Pengorganisasian taktik menjadi urutan strategi yang lebih sulit. Melakukannya dengan suatu kesadaran dalam proses pembelajaran disebut metakognisi.

Jenis-jenis Encoding : informasi faktual dan informasi komplek
A.    Pengkodean Informasi Faktual
Bagaimana kita memproses sebuah informasi untuk diingat dan hal itu membuat perbedaan dalam seberapa baik kita mengingatnya. Secara khusus, cara kita berlatih informasi mempengaruhi kualitas ingatan kita. Latihan memelihara mengacu pada daur ulang langsung dari informasi dalam rangka untuk menjaganya tetap aktif dalam memori jangka pendek. Secara umum, tampaknya bahwa latihan memelihara sangat efisien untuk mempertahankan informasi untuk waktu yang singkat tanpa memerlukan sumber daya kognitif seseorang.
Berbeda dengan latihan memelihara yaitu latihan elaboratif (elaborative rehearsal). Latihan elaboratif adalah setiap bentuk latihan di mana informasi yang harus diingat berkaitan dengan informasi lain (Craik & Lockhart, 1986). Penelitian menunjukkan bahwa latihan elaboratif jauh lebih unggul dari latihan memelihara untuk mengingat jangka panjang tetapi bahwa ia cenderung untuk menggunakan jauh lebih dari sumber daya kognitif seseorang daripada latihan memelihara (Craik, 1979; Elmes & Bjork, 1975).
Salah satu implikasi dari penelitian tentang latihan adalah bahwa berbagai jenis latihan yang tepat untuk tugas yang berbeda. Ketika memori jangka panjang diinginkan (misalnya, ketika seorang siswa akan diuji tentang konten atau ketika informasi akan menjadi penting untuk pemahaman selanjutnya), beberapa bentuk latihan elaboratif harus digunakan. Banyak strategi pengkodean menggunakan latihan elaboratif, adapun beberapa strategi tersebut adalah:

1.      Mediasi
Mediasi melibatkan pengikatan item yang sulit diingat untuk sesuatu yang lebih bermakna. Mediasi adalah teknik yang sangat sederhana dan mudah dipelajari untuk meningkatkan memori untuk rentang informasi yang terbatas.
Contohnya :
Penggunaan mediator pada race car ketika dihadapkan dengan sepasang suku kata yang tidak masuk akal (misalnya, ris-kir).

2.      Perumpamaan (Citra)
Perumpamaan (Citra) adalah pengkodean lisan dengan cara menggambarkan kata-kata. Perumpamaan ini bagian penting dari pengkodean informasi. Perumpamaan biasanya menyebabkan kinerja memori yang lebih baik (Calrk & Paivio, 1991). Kata-kata yang mudah digambarkan cenderung lebih mudah diingat daripada kata-kata yang sulit digambarkan, bahkan tanpa adanya instruksi untuk menggunakan perumpamaan (Paivio, 1975).
Contohnya : Kata “mobil” jauh lebih mudah mengarah ke gambar daripada tidak, sedangkan kata “kebebasan” tidak.

3.      Mnemonik
Mnemonik adalah strategi memori yang membantu orang mengingat informasi. Berikut adalah beberapa teknik mnemonik dan bagaimana mereka dapat diimplementasikan dalam sebuah instruksi.

a)        Metode Peg (Taraf)
Dalam metode peg, siswa menghafal serangkaian "taraf-taraf" pada informasi yang akan dipelajari dapat "digantung", satu item pada suatu waktu.
Contoh :          Satu adalah roti.
Dua adalah sepatu.
Tiga adalah pohon.
Empat adalah pintu.
Lima adalah sarang.

b)       Metode Loci.
Nama "metode loci"  berasal dari penggunaan Simonides tentang lokasi untuk mengingat informasi.
Misalkan seorang siswa harus mengingat lima penyair terkenal: Chaucer, Spenser, Keats, Hardy, dan Eliott. Kita bisa bayangkan Chaucer duduk di sofa, Spenser dengan sepatu ditaruh di atas meja, Keats melihat keluar jendela, Hardy menyetel televisi, dan Eliott duduk di kursi. Jika daftar kita lebih panjang, kita bisa terus menempatkan orang di lokasi sampai sampai kita menyelesaikan daftar.

c)        Metode Link (Hubungan).
Siswa membentuk sebuah gambar untuk setiap item dalam daftar hal-hal yang harus dipelajari. Setiap gambar digambarkan sebagai interaksi dengan item berikutnya pada daftar sehingga semua item terkait dalam imajinasi.

d)       Cerita-cerita.
Mnemonik sederhana lainnya adalah penggunaan cerita yang dibangun dari kata-kata yang harus diingat dalam daftar (Bellezza, 1981). Untuk menggunakan metode ini, kata-kata untuk dipelajari diletakkan dalam daftar yang disatukan dalam sebuah cerita sehingga kata-kata yang harus dipelajari yang disoroti. Kemudian, dalam mengingat kembali, cerita dikenang dan kata-kata yang harus diingat dipetik dari cerita.
Contohnya :
Kita misalkan seorang siswa diharapkan agar ingat untuk membawa gunting, penggaris, kompas, busur derajat, dan pensil runcing ke sekolah. Siswa kita bisa membangun kisah berikut untuk membantu dia mengingat item-item ini: "Raja menarik garis pensil dengan penggaris sebelum ia memotong garis tersebut dengan gunting. Lalu ia mengukur sudut dengan busur derajat dan menkamui titik dengan kompas".

e)        Metode Huruf Pertama.
Metode huruf pertama yaitu melibatkan penggunaan huruf pertama kata-kata untuk membangun akronim atau kata-kata. Akronim atau kata-kata ini kemudian berfungsi sebagai mnemonik. Pada proses mengingat kembali, siswa mengingat akronim dan kemudian, menggunakan huruf-huruf itu untuk mengingat item pada daftar.

f)         Metode Kata Kunci.
Mnemonik kata kunci terdiri dari tahap yang terpisah: link akustik dan link citra. link akustik yaitu memerlukan identifikasi dari "Kata Kunci". Sedangkan link citra yaitu membutuhkan pelajar untuk mengimajinasikan gambar visual dari kata kunci, berinteraksi dengan arti dari kosa kata untuk dipelajari.
Contohnya :
Kata Spanyol caballo, yang berarti 'kuda'. Kata kunci ball dapat dipilih dengan mudah, dan gambar kuda menyeimbangkan pada ball yang akan mudah masuk ke pikiran. Atau. Kata kunci cab bisa dipilih, dan gambar interaktif bisa menjadi kuda mengendarai sebuah cab di jalan wabash Chicago.

g)        Mnemonik Yodai
Istilah yodai berarti 'esensi struktur' (Higbee & kunihira, 1985), dan mnemonik yodai yang dinamakan demikian karena mereka dirancang sebagai mediator verbal yang mencoba untuk menguraikan esensi dari aturan untuk memecahkan masalah.
Contoh :
Mengajar anak-anak TK dalam operasi matematika dengan pecahan, mnemonik menggunakan metafora akrab dinyatakan dalam kata-kata familiar. Dengan demikian, sebagian kecil yang disebut bug dengan kepala dan sayap. Kepala adalah pembilang dan sayap adalah penyebut (kata-kata seperti pecahan, pembilang, dan penyebut tidak digunakan), untuk menambah pecahan dengan penyebut yang sama, misalnya, anak diinstruksikan untuk 'menghitung kepala dan sayap adalah sama'. Mengalikan melibatkan menempatkan kepala bersama-sama dan menempatkan sayap bersama-sama. Tkamu perkalian (x) mewakili Muggle atau antena melintasi bug ini. Membagi pecahan membutuhkan memutar salah satu bug ke atas ke bawah dan kemudian mengalikan.

Meskipun secara keseluruhan mnemonik memiliki cara yang banyak, mereka umumnya terbatas pada daftar-daftar fakta, sekumpulan kosakata, kelompok ide, atau langkah-langkah dalam keterampilan.
Berikut empat pendekatan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pembelajaran yang aktif: advance organizers, schema activation, answering question and selective attention, dan level of processing.

1.      Advance Organizers
Advance organizer merupakan gambaran umum dari informasi baru yang diberikan pada pelajar sebelum mereka benar-benar diarahkan ke informasi tersebut. Ausubel (1960, 1968), orang yang pertama kali menemukan advance organizers, berargumentasi bahwa cara mempelajari informasi baru yang paling mudah adalah dengan menghubungkannya dengan informasi yang sudah ada di memori.

2.      Schema Activation
Schema activation berkenaan dengan bermacam-macam metode yang dirancang untuk mengaktifkan skema yang berkaitan sebelum kegiatan pembelajaran. Contohnya, sebelum belajar tentang pembakaran internal mesin, siswa kelas tujuh dapat diminta untuk menjelaskan bagaimana sifat dari mesin pemotong rumput atau mobil orang tua mereka, model pesawat terbang, atau bus kota untuk membangun skema yang relevan.

3.      Answering Question and Selective Attention
Menjawab pertanyaan tentang suatu teks sebelum, selama, dan setelah membaca dapat meningkatkan pemahaman untuk informasi yang relevan dengan pertanyaan. Pemahaman meningkat dengan pesat karena pembaca memfokuskan perhatian mereka secara selektif hanya pada informasi yang relevan dengan pertanyaan. Konsekuensi yang menarik dari strategi ini adalah bahwa siswa belajar dengan waktu yang lebih sedikit. Hal ini dikarenakan siswa sering meningkatkan intensitas perhatian mereka ketika membaca informasi yang relevan dengan pertanyaan, sehingga konsentrasi mereka juga meningkat. Bertanya dan menjawab pertanyaan saat belajar dapat meningkatkan pembelajaran karena hal tersebut dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian.

4.      Levels of Processing
Berdasarkan memori manusia yang dimodelkan dari sifat mekanik komputer, Craik dan Lockhart berpendapat bahwa memori itu tergantung pada apa yang dilakukan pelajar selama encoding. Dalam sudut pandang levels of processing, memori untuk informasi-informasi baru dipandang sebagai hasil dari analisis kognitif dan persepsi yang dilakukan dalam menerima informasi. Jika suatu informasi baru itu memfokuskan kepada proses, maka informasi tersebut akan disimpan dalam kode memori semantik dan akan diingat dengan baik. Sedangkan jika informasi baru itu hanya menganalisa permukaan luar atau aspek-aspek luar saja, informasi tersebut akan kurang diingat.
Satu kerangka pemikiran yang penting tentang proses berpikir adalah bagaimana aktivitas encoding itu ditingkatkan dengan berbagai level. Craik mengembangkan dua jenis perspektif level: distinctiveness of encoding dan elaboration of encoding. Bransford menawarkan satu alternatif lagi yaitu transfer appropriate processing.

Distinctiveness of Encoding
Distinctiveness of encoding menyatakan bahwa memorabilitas suatu informasi ditentukan dari kekhususannya (Jacoby & Craik, 1979; Jacoby et al., 1979). Dalam rangkaian percobaan dimana kekhususan didefinisikan sebagai kesulitan keputusan, yang diminta dari siswa dari bermacam-macam episode pembelajaran, Jacoby et al (1979) menemukan bahwa materi yang membutuhkan keputusan yang lebih sulit saat encoding akan diingat lebih baik daripada lainnya.
Secara umum, meminta siswa untuk membuat keputusan tentang apa yang mereka baca membuat mereka mengingat dengan lebih baik. Dengan kata lain, semakin kompleks, semakin sulit, keputusan selama encoding, semakin baik siswa dalam mengingat isinya.

Elaboration of Encoding
Satu penjelasan mengenai bagaimana kode memori berbeda adalah bahwa kode memori berbeda dalam jumlah dan tipe penyimpanan elaborasi dalam memori (J.R. Anderson & Reder,1979). Pandangan ini mengasumsikan bahwa orang akan menyimpan lebih banyak item yang diberikan kepada mereka, mereka juga menyimpan asosiasi tambahan yang membantu mereka untuk mengingat item-item tersebut. Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan encoding elaborasi siswa meningkat dan ingatan siswa tentang isi materi juga meningkat (lihat McDaniel & Einstein, 1989, untuk ditinjau). Proses elaborasi tidak hanya memproses kembali informasi yang sama, tetapi lebih kepada men-encoding isi yang sama dengan cara yang berbeda tetapi berhubungan.

Proses Transfer yang Sesuai
Morris, Bransford, dan Franks (1977) memberikan alternatif tentang perspektif level. Menurut mereka, perbedaan memori adalah hasil dari apa yang terkandung dalam kode-kode memori semantik. Menurut Morris et al, hal utama yang membedakan deep processing dengan shallow processing adalah karena memori semantik yang terbentuk pada deep processing memuat pengertian/makna dari isi yang ditemukan oleh siswa. Memori semantik adalah memori jangka panjang yang berisi fakta-fakta dan generalisasi informasi yang diketahui misalnya konsep, prinsip atau aturan dan bagaimana menggunakannya dan keterampilan pemecahan masalah dan strategi belajar.

Metakognisi : Berpikir Tentang Berpikir
Metakognisi mengarahkan seseorang pada pengetahuan tentang proses berpikir mereka sendiri; metamemori mengarahkan seseorang pada pengetahuan tentang memori (ingatan) mereka sendiri (Brown, Bransford, Ferrara & Campione, 1983). Sebagai contoh, metamemori dapat dijumpai pada guru yang menyadari bahwa dia tidak dapat mengingat nama dengan baik dan menyuruh siswa-siswa barunya untuk memakai papan nama selama beberapa hari.


Metakognisi mencakup 2 dimensi, yaitu:
1)      Pengetahuan Kognisi.
Yaitu, kesadaran yang mengarah pada apa yang kita ketahui tentang kognisi. Pengetahuan tentang metakognisi mencakup 3 hal, yaitu:
a.    Pengetahuan deklaratif : mengarah pada pengetahuan kita sebagai seorang pembelajar dan faktor-faktor apa yang mempengaruhi prestasi kita.
Contoh: Seorang siswa yang menyadari tentang keterbatasan sistem memorinya sendiri, sehingga dia mulai merencanakan sebuah tugas berdasar pengetahuannya sendiri.
b.    Pengetahuan procedural: mengarah pada macam-macam strategi.
Contohnya: Membuat catatan, meringkas ide utama, menyaring informasi yang tidak penting, menggunakan mnemonic.
c.    Pengetahuan kondisional: mengarah pada pengetahuan kapan atau mengapa menggunakan sebuah strategi.
Contoh: Mengapa catatan harus dibuat, kapan menggunakan mnemonic. 
2)      Regulasi Kognisi : mengarah pada bagaimana kita mengatur kognisi. Regulasi kognisi juga mencakup 3 hal. Yaitu:
a.    Perencanaan, melibatkan pemilihan strategi yang tepat dan pengalokasian sumber daya. Contoh: tujuan, latar belakang yang relevan, pengaturan waktu.
b.    Regulasi (Pengaturan), meliputi keterampilan memonitor dan menguji diri sendiri dalam pembelajaran. Misalnya: membuat prediksi, menyusun strategi, menyiapkan strategi perbaikan.
c.    Evaluasi, meliputi penilaian hasil dan pengaturan proses pembelajaran. Contoh: Mengevaluasi ulang tujuan, merevisi prediksi, menggabungkan pemikiran.

Criteria sebagai Pengguna Strategi yang Baik:
1.        Memperluas daftar strategi
2.        Pengetahuan metakognisi tentang mengapa, kapan, dan dimana  menggunakan strategi
3.        Memperluas pengetahuan awal
4.        Kemampuan mengabaikan gangguan
5.        Memiliki keempat kriteria yang telah disebutkan diatas

Implikasi dalam Proses Pembelajaran
1.        Menyesuaikan strategi encoding dengan materi yang akan dipelajari
2.        Mendorong siswa untuk menggunakan proses yang mendalam
3.        Menggunakan strategi pembelajaran yang mengembangkan elaborasi
4.        Membantu siswa menjadi lebih menyadari metakognitif
5.        Membuat strategi pembelajaran menjadi prioritas
6.        Melihat peluang untuk mentransfer strategi
7.        Mendorong refleksi pada penggunaan strategi

PROSES PENGAMBILAN

KEKHUSUSAN PENGODEAN
Associate atau kata pendamping membantu kinerja memori hanya ketika mereka ada pada subyek pada pengkodean dan pada pengambilan informasi. Fenomena ini dikenal sebagai kekhususan pengkodean.
Penelitian selanjutnya mengembangkan dan mencontohkan fenomena kekhususan pengkodean. Penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:
1.    Generation Effect
Beberapa siswa mengingat lebih baik kata-kata yang dihilangkan huruf-hurufnya  daripada kata-kata yang sekedar mereka baca.
2.    Elaborative Interogation (Interogasi Elaboratif)
Elaborative Interogation adalah menggali pertanyaan-pertanyaan pada informasi, dari apa yang sudah dibaca.
3.    Advance Organizer (Pengaturan Awal)
Advance organizer adalah informasi pendahuluan yang diberikan pada siswa sebelum membaca bacaan yang akan mengaitkan informasi yang akan dipelajari dan informasi terdahulu.
 Tipe dari petunjuk yang digunakan dalam penelitian kekhususan pengkodean tidak memiliki banyak pengaruh. Entah menggunakan petunjuk berupa memori semantik entah memori episodik sama saja, asalkan petunjuk tersebut muncul ketika proses pengkodean dan pengambilan informasi. Aspek yang menarik dari kekhususan pengkodean adalah keumumannya. Peneliti telah menemukan bahwa proses pengambilan informasi lebih efisien ketika dilakukan dalam kondisi yang sama dengan waktu pengkodean informasi, bahkan ketika melibatkan kondisi afektif dan psikologis yang tidak biasa.

MEREKOGNISI DAN MENGINGAT KEMBALI
Merekognisi dan Mengingat Kembali
Contoh:
Kondisi awal   : siswa diberitahu ujian berupa pilihan ganda
Proses              : siswa mempersiapkan diri mengenai ide-ide yang berhubungan dengan ujian yang berupa pilihan ganda
Kenyataan       : tipe soal pilihan ganda diubah menjadi esai
Hasil                : studi menemukan bahwa pengalihan jenis cara pengujian siswa dari satu bentuk ke bentuk lainnya akan sangat mengganggu siswa (baik dari pilihan ganda ke esai atau Sebaliknya).
Kesimpulan     : perubahan sikap siswa yang terjadi saat mendapat jenis tes yang tidak mereka persiapkan menunjukkan ada perbedaan antara recall dan rekognisi.
Rekonstruksi (Menyusun Kembali)
Contoh: saksi kecelakan lalu lintas    
Dari contoh di atas, sistem memori rekonstruksi kurang menuntut memori "ruang" dari "pembacaan" sistem. Hanya kata kunci yang perlu diingat tentang peristiwa memori ketika
pengetahuan umum dapat digunakan untuk  merekonstruksi peristiwa.
Mengingat Peristiwa Khusus
Contoh, banyak orang Amerika ingat persis di mana dan apa yang mereka lakukan ketika Presiden John Kennedy dibunuh. Sedangkan orang lain mempunyai kenangan yang sama tentang kematian The Beatles John Lennon atau saat pesawat ulang-alik Challenger meledak. Peristiwa yang sangat spesifik semacam ini sering dirujuk ke ingatan secepat lampu kilat (R. Brown & Kulik, 1977).
Belajar Kembali
Hal yang paling sensitif dari memori bukanlah proses recall, rekognisi, atau kemampuan untuk merekonstruksi peristiwa, melainkan tabungan memori yang dimiliki orang ketika belajar kembali.  (MacLeod, 1988).

IMPLIKASI PADA PEMBELAJARAN
Implikasi dari ketiga strategi pengambilan informasi tersebut adalah sebagai berikut:
1.    Proses pengkodean dan pengambilan informasi saling berhubungan.
2. Belajar selalu terjadi dalam konteks spesifik yang memengaruhi proses pengkodean dan pengambilan informasi.
3.    Proses pengambilan informasi bergantung pada kondisi.
4.    Memori bersifat rekonstruktif.
5.  Proses belajar akan meningkat ketika siswa membangun pemaknaan informasi berdasarkan konteks mereka sendiri.
6.    Merekognisi dan mengingat kembali merupakan dua hal yang berbeda.
7.    Proses pengambilan informasi bisa saja keliru.

Dari pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa:
§  Proses pengambilan informasi merupakan suatu bagian yang utuh dari pemerosesan Informasi.
§  Konteks dari pengambilan keterangan mempunyai pengaruh yang kuat pada kinerja memori.
§  Sukses tidaknya proses pengambilan informasi dipengaruhi oleh sukses tidaknya informasi tersebut dikode dalam proses pengkodean.
Dengan memperlajari teori-teori terkait pemrosesan  informasi, banyak strategi yang dapat dikembangkan  dalam pembelajaran sehingga siswa dapat belajar  dengan lebih baik dan efektif.

No comments:

Post a Comment