Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Sunday, January 20, 2019

REVIEW BUKU "INILAH FAKTANYA"






Judul Buku                     : Inilah Faktanya Meluruskan Sejarah Umat Islam Setelah
    Wafat Nabi SAW Hingga Terbunuhnya al- Husain
Penulis                            : Dr. Utsman bin Muhammad al- Khamis
Penerbit/ Tahun             : Daar Ibnu al- Jauzi, Kairo Mesir / Cet. I – 2007M           
Penerjemah                    : Syafarudiny, Lc
Editor Isi                        : Fajar Kurnianto, S. Th.I dan Ahmad Khatib, Lc
Editor Bahasa                : Handi Wibowo, S. Hum
Muraja’ahAkhir            : Tim Pustaka Imam Asy- Syafi’i
Layouter                         : Faik Sangkar
DesainSampul                : Ahmad Fajar Qomarudin
Penerbit                          : Pustaka Imam Asy- Syafi’i
Tahun Terbit                   : 2013
Tebal                                : 418 hlm
UkuranBuku                   : 15 x 21 cm


Sebagai generasi pilihan yang diberkahi, generasi sahabat memiliki banyak kelebihan dibandingkan generasi sekarang. Karenanya, ada fakta-fakta sejarah yang harus kita ungkap terkait kehidupan. Sebab, sampai kapanpun, kebenaran harus menjadi anutan. Kedudukan mereka berbeda dengan generasi lainnya. Tidak ada seorang pun yang mampu menyamai ilmu mereka dan amal mereka. Tidak ada pula yang mampu menyusul mereka dalam hal ini. Melalui merekalah Allah meninggikan dan memenangkan agama-Nya (islam).
Walau pun selalu membicarakan keutamaan sahabat-sahabat Nabi SAW, ini tidak berarti kita menganggap mereka Ma’shum (tidak pernah berbuat salah). Sebab, sebagaimana dimaklumi, tidak ada makhluk yang dijadikan Ma’shum oleh Allah kecuali para Nabi dan Malaikat-Nya.
Memang benar di antara sahabat yang pernah melakukan kesalahan selama hidup mereka dan setelah Rasulullah wafat. Akan tetapi, apabila kita membandingkannya dengan penderitaan, kesusahan, dan malapetaka yang mereka tanggung di jalan keimanan kepada Allah dan Rasul-Nya, tentu kealpaan mereka itu tidak sebanding dengan semua pengorbanan itu.  Belum lagi kita membandingkannya dengan kegigihan mereka di jalan dakwah untuk menyebarkan agama yang lurus sebagai manifestasi agama Ibrahim ini; juga pengorbanan mereka dalam berhijrah sampai rela meninggalkan keluargadan kampung halaman; begitu pula jihad mereka tegakkan dengan segenap harta dan jiwa; serta pembelaan mereka terhadap Rasulullah dengan segala kekuatan yang dimiliki; mereka sungguh, semua fakta tersebut menjadikan kesalahan mereka, jika dibandingkan dengan banyaknya kebaikan dan amal sholeh mereka, laksana butiran-butiran pasir di antara gunung-gunung yang menjulang; atau laksana tetesan-tetesan air di antara limpahan air bah. Sungguh , keduanya tidak mungkin dibandingkan.
Sungguh umat Islam lebih pantas bercermin pada sejarah daripada umat-umat yang lain. Karena, umat Islam menyandang kejayaan heroisme (kepahlawanan), dan keunggulan yang tidak sebanding dengan sejarah satu umat pun. Namun dewasa ini, ditengah keterpurukan Islam akibat ulah umatnya sendiri, Allah menguji kita dengan gempuran para pewaris kera dan babi (ahlulkitab) serta para penyembah thaghut (kaum musyrikin). Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan izin Allah yang Mahatinggi dan Mahamulia.

ISI BUKU

Dalam sejarah Islam periodenya yang paling gemilang adalah periode Rasulullah saw dan para Sahabat. Sahabat-sahabat beliaulah yang mengemban tugas menyebarkan Islam. Merekalah makhluk Allah SWT. yang terbaik setelah para Nabi dan Rasul. Akan tetapi pada perjalanannya, sejarah Islam banyak mengalami distorsi, pemecahan, dan penyelewengan fakta dan data, dikarenakan munculnya kelompok-kelompok sempalan yang sesat. Tiap-tiap kelompok berusaha menjatuhkan kelompok yang lain dan, pada saat yang bersamaan, mengangkat citra pribadi. Akibatnya, muncullah cacat-cacat pada kemurnian sejarah para pemuka umat kita.
Maka tidak heran jika di antara umat ini kita mendapati kelompok yang ghuluw atau melampaui batas syariat dalam mencintai sosok tertentu. Kelompok ini mencintai Sahabat yang mulia,  Ali bin Abu Thalib, dengan kecintaan yang justru merusak segala-galanya. Demi kecintaan itu, mereka dengan lancang menisbatkan hal-hal dan kabar-kabar palsu kepada Ali. Di samping itu, dia berusaha menjatuhkan kemuliaan Sahabat yang lain; dan menuding mereka telah merampas hak-hak Ali dan menzhalimi sepupu Nabi saw Ini, dan itu artinya mereka telah menzhalimi diri mereka sendiri.
Bahkan kecintaan yang berlebihan tersebut juga ditunjukan kepada cucu-cucu Ali; sehingga dinyatakan bahwa cucu-cucu Ali adalah para Imam yang ditunjuk berdasarkan nash suci dan ma'shum. Padahal, itu sama artinya menyamakan kedudukan para Imam tersebut dengan para Nabi saw. Bahkan, Ali pernah menyatakan: “suatu kaum akan mencintaiku tetapi mereka justru masuk Neraka lantaran kecintaan itu. Dan suatu kaum juga akan membenciku sehingga mereka masuk Neraka lantas kebencian itu.” Ali juga menyatakan: “Berkaitan denganku, dua orang akan binasa: orang yang berlebih-lebihan dalam mencintaiku, dan orang yang berlebih-lebihan dalam membenciku.”
Menurut pendapat yang shahih, sangka and sangkaan dan bentuk-bentuk ghuluw terhadap Ali bin Abu Thalib muncul setelah pertengahan abad ketiga Hijriyah. Salah satu hal yang menguatkan pendapat ini adalah tidak ada satu pun riwayat shahih yang menunjukkan adanya kebencian antara Ali dan Sahabat lainnya. Justru sebenarnya, riwayat-riwayat shahih yang ada menunjukkan besarnya kecintaan mereka terhadap sesama.
Bahkan, disebutkan pula gambaran-gambaran cemerlang berupa sikap setiap individu yang lebih mengutamakan saudaranya daripada dirinya sendiri; juga tentang eratnya persaudaraan dan kasih sayang mereka, saling menasehati antara mereka, dan kuatnya hubungan kekerabatan di antara mereka. Hal inilah yang semestinya dijadikan sandaran bagi pencari kebenaran guna memastikan bahwa permusuhan dan kebencian di antara para Sahabat Nabi saw hanya dusta belaka.
Uraian sebagai gambaran cemerlang yang dimaksud dalam paragraf-paragraf berikut, sebagai bukti pernyataan dan argumentasi di atas. Pertama, tiga Khulafaur Rasyidin, Abu Bakar ash-Shiddiq, Umar bin Abu Thalib untuk menikahi Fatimah. Mereka juga turut mempersiapkan pernikahan keduanya dan menjadi saksi atasnya.
Ali menuturkan: “Abu Bakar Dan Umar menemuiku, kemudian mereka berkata: ‘Seandainya kamu menemui Rasulullah SAW lalu menyebutkan keinginanmu untuk menikahi Fatimah ( niscaya beliau akan mengabulkannya).’”
Ali juga menuturkan: “Rasulullah SAW menyuruhku: ‘Pergilah sekarang, kemudian juallah baju perangmu, lalu berikan uang hasil penjualannya kepadaku. Akan kugunakan uang itu untuk mempersiapkan pernikahanmu dengan putriku, dan untuk membeli apa saja yang kalian perlukan.’ Aku pun pergi menjual baju perangku seharga empat ratus dirham Madinah kepada Utsman bin Affan. Sesudah menerima dirham darinya, dan dia telah menerima baju perangku itu dariku, Utsman bertanya: ‘Bukankah sekarang aku lebih berhak atas baju perang ini daripada kamu, sebagaimana kamu lebih berhak atas dirham itu daripada aku?’ ‘Ya, ‘jawabku singkat. Lalu Utsman berkata: ‘Kalau begitu, baju perang ini aku berikan untukmu sebagai hadiah.’ Maka, aku mengambil baju perang dan dirham itu kemudian kembali menemui Rasulullah SAW. aku segera meletakkan baju perang dan dirham tersebut di hadapan beliau, dan tidak lupa ku ceritakan perbuatan Utsman. Beliaupun mendo'akan kebaikan bagi Utsman. Setelah itu, beliau menggenggam sejumlah dirham kemudian memanggil Abu Bakar dan memberikan uang itu kepadanya seraya berpesan: ‘Hai Abu Bakar, berilah dengan uang dirham ini segala keperluan putriku di rumahnya.’”
Anas menuturkan: “Rasulullah SAW berseru: 'Pergi dan panggillah Abu Bakar, Umar, Utsman, Thalhah, az-Zubair, dan sejumlah Sahabat Anshar.’ Maka, aku segera pergi dan memanggil mereka. Setelah mereka datang dan menempati tempat duduk masing-masing, Rasulullah SAW berbicara: ‘Aku bersaksi di hadapan kalian bahwa aku telah menikahkan Fatimah dan Ali dengan maskawin empat ratus mitsqal perak.’”
Kedua, Ali bin Abu Thalib menikahkan putrinya, Ummu Kultsum binti Fatimah, dengan Umar bin al-Khaththab.
Ketiga, Ali bin Abu Thalib memberi nama anak-anaknya dengan nama sahabat dan orang-orang yang dicintainya, yaitu Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Ali juga memuji keshalihan mereka.
Ali menuturkan: “Aku benar-benar menyaksikan para sahabat Rasulullah SAW. menurutku, tidak ada seorangpun dari kalian yang bisa menyamai kualitas mereka. Pada pagi hari, tubuh mereka terlihat acak-acakan karena semalam suntuk bersujud dan berdiri, mengangkatturunkan kening dan punggung untuk shalat. Mereka berdiri seperti di atas bara api karena mengingat akhirat. Dan karena sujud yang lama, di dahi mereka membekas tanda seperti lutut domba. Kika mengingat Allah, air mata mereka bercucuran dan tubuh mereka bergetar laksana pohon saat terkena angina kencang.”
Ali memiliki beberapa anak, antara lain bernama Abu Bakar, Umar, dan Utsman. Abu Bakar dan Utsman terbunuh bernama al-Husain di Thaff, sedangkan Umar termasuk di antara orang-orang yang dikaruniai umur panjang.

KOMENTAR
Sejarah Islam tidak bisa lepas dari sejarah Sahabat Rasulullah SAW. Salah dalam memahami peristiwa sejarah pada masa mereka tentu akan menyebabkan kekeliruan dalam menafsirkan peristiwa sejarah pada masa-masa berikutnya. Buku ini menghadirkan pembahasan sejarah pada masa  khalifah setelah Rasulullah SAW. Diungkap dengan gaya berbeda, buku ini mencoba meluruskan pemahaman kita selama ini terkait sejarah Islam khususnya pada era sahabat, termasuk cara yang ideal dalam membaca sejarah Islam.
Peristiwa-peristiwa penting yang jarang diungkap mulai era kekhilafahan Abu Bakar, Umar, Ustman, Ali, serta Hasan, Muawiyah, hingga Yazid dipaparkan secara gambling di dalamnya. Keberhasilan mereka dalam memimpin umat Islam saat itu dijelaskan dengan lugas. Konflik-konflik yang selama ini diisukan terjadi di antara mereka juga dibahas beserta bantahan-bantahannya. Paradigma keshalihan para sahabat diterangkan secara jelas di dalam buku ini. Tidak kalah pentingnya, buku ini juga meluruskan kesimpang siuran masalah sukses kepemimpinan sepeninggal Rasulullah SAW, termasuk konspirasi Yahudi dalam pembunuhan Utsman yang menjadi cikal bakal pemberontakkan pada masa-masa selanjutnya.
Kelebihan dan kekurangan buku
            Buku ini memiliki banyak kelebihan dari segi pembahasan yang  mendalam serta banyak memberikan pengetahuan tentang sejarah dan peristiwa kehidupan para sahabat, keberhasilan mereka dalam memimpin umat seta meluruskan kesimpang siuran selama ini. Dengan membaca buku ini, kita akan sadar betapa kita perlu bersikap kritis dalam membaca peristiwa-peristiwa sejarah, terutama yang bertedensinegatif terkait kehidupan para Sahabat yang telah mendampingi Rasulullah SAW dalam mendakwahkan agama ini.
            Namun tidak terlepas dari keunggulan buku keunggulan sudah pasti ada kekurangan dalam buku ini. Dari segi bahasa yang digunakan buku ini masih menggunakan kata-kata yang kurang dipahami dari berbagai kalangan. Gambar ilustrasi pada buku ini masih kurang sehingga akan menimbulkan kebosanan bagi para pembacanya. Dari segi keseluruhan buku ini sudah sangat detail dalam segala pembahasannya dalam meluruskan sejarah umat Islam sejak Nabi wafat hingga terbunuhnya al- Husain.

1 comment:

  1. Water Hack Burns 2 lb of Fat OVERNIGHT

    Well over 160 thousand women and men are losing weight with a easy and SECRET "liquids hack" to lose 2lbs each night while they sleep.

    It is painless and works with everybody.

    You can do it yourself by following these easy steps:

    1) Hold a drinking glass and fill it up half the way

    2) Now do this weight loss hack

    and become 2lbs thinner in the morning!

    ReplyDelete