Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Thursday, January 12, 2012

TAUHID RUBUBIYAH

Tauhid adalah meyakini keesaan Allah Ta’ala dalam rububiyah, ikhlas beribadah kepada-Nya, serta menetapkan bagiNya nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Dengan demikian, tauhid itu mencakup dalam tiga macam: tauhid rububiyah, tauhid uluhiyah serta tauhid asma’ wa sifat. Setiap macam dari ketiga tauhid tersebut sebagai seorang muslim haruslah mengerti dan ini harus pula dijelaskan agar menjadi terang perbedaan antara ketiganya. Islam merupakan agama yang telah disempurnakan oleh Allah Ta’ala seperti ternukil di dalam firman-Nya, “…Pada hari ini telah Ku sempurnakan bagimu agamamu, dan telah Ku cukupkan bagi kalian nikmat-Ku, dan telah Ku ridhai bagimu islam sebagai agamamu…”.(Al-Maidah:3).
Dalam ayat ini mengandung pengertian bahwa islam itu telah sempurna dan tidak lagi membutuhkan tambahan sedikitpun. Karena itu di dalam kita mempelajari segala sesuatu tentang islam ini maka kita harus merujuk kepada para sahabat Radhiyallahu ‘Anhu yang mana mereka mendapat pelajaran langsung dari Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam.
Secara etimologis kata “Rabb” sebenarnya mempunyai banyak arti, antara lain menumbuhkan, mengembangkan, mendidik, memelihara, memperbaiki, menanggung, mengumpulkan, mempersiapkan, memimpin, mengepalai, menyelesaikan suatu perkara, memiliki dan lain-lain, namun untuk lebih sederhana dalam hubungannya dengan Rububiyatullah (Tauhid Rububiyah) kita mengambil beberapa arti saja yaitu mencipta, member rezeki, memelihara, mengelola, dan memiliki (kata-kata mencipta, member rezeki dan mengelola disimpulkan dari beberapa pengertian etimologis diatas),dan sebagian arti Rabb kita masukkan secara khusus ke dalam pengertian Mulkiyatullah (tauhid mulkiyah) seperti memimpin, mengepalai dan menyelasaikan suatu perkara.  Dengan pengertian di atas ayat Allah SWT: “Alhamdu lillahi rabbil’alamin” bisa kita fahami bahwa segala puja dan puji hanyalah untuk Allah Yang Mencipta, Memberi rezki, memelihara, Mengelola dan memiliki alam semesta. Begitu juga ayat :”Qull a’uzubirabbinnas”, bisa kita fahami : katakanlah (Hai Muhammad), aku berlindung dengan yang Maha Pencipta, Memberi Rezki, Memelihara, Mengelola (kehidupan) dan memiliki manusia. Pengertian bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Zat Yang mencipta, Memberi rezki, Memelihara, Mengelola dan memiliki, banyak kita dapati, di dalam kitab suci Al-Qur’an, antara lain dalam ayat-ayat berikut ini.

 ••            

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa, (Al-Baqarah 2; 21)
              •            
“Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu Mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah Padahal kamu mengetahui.” (Al-Baqarah 2; 22)

Tauhid rububiyah ialah suatu kepercayaan, bahwa yang menciptakan alam dunia beserta seisinya ini, hanya Allah sendiri tanpa bantuan siapa pun. Dunia ini ada, tidak berada dengan sendirinya tetapi ada yang menciptakan dan ada pula yang menjadikan yaitu Allah SWT. Allah Maha Kuat, tiada kekuatan yang menyamai af’al Allah SWT. Maka timbullah kesabaran bagi makhluk, untuk meng-agungkan Allah, makhluk harus bertuhan hanya kepada Allah, tidak kepada yang lain. Maka keyakinan inilah yang disebut Tauhid rububiyah. Jadi tauhid rububiyah ialah tauhid yang berhubungan dengan soal-soal ketuhanan.
Allah adalah pencipta alam semesta beserta seisinya, seperti firman-Nya Al-Qur’an :

             
“(yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain dia; Pencipta segala sesuatu, Maka sembahlah Dia”

                                                   
Katakanlah: "Siapakah Tuhan langit dan bumi?" Jawabnya: "Allah". Katakanlah: "Maka Patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, Padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?". Katakanlah: "Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; Apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?" Katakanlah: "Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dia-lah Tuhan yang Maha Esa lagi Maha Perkasa". (Ar-Rad 13;16)
Dan bahwasanya Dia adalah penguasa alam dan Pengatur semesta, Dia yang mengangkat dan menurunkan, Dia yang memuliakan dan menghinakan, Mahakuasa atas segala sesuatunya. Pengatur rotasi siang dan malam, Yang menghidupkan dan Yang mematikan. Yang Allah telah jelaskan dalam firman-Nya:
                      •           •  •                    

”Katakanlah: ‘WahaiRabb Yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Kau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan orang yang Engkau kehendaki dan engkau hinakan orang yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu. Engkau masukkan malam ke dalam siang dan Engkau masukkan siang ke dalam malam. Engkau keluarkan yang hidup dari yang mati dan Engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan Engkau beri rizki siapa yang Engkau kehendaki tanpa hisab(batas).”(Ali Imran: 26-27).
Allah Ta’ala telah menafikan (menghilangkan) sekutu baginya dalam kekuasaan-Nya, sebagaimana Dia menafikan adanya sekutu dalam penciptaan dan pemberian rizki. Allah berfirman:
                 
”Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah…”(Luqman:11)

Allah menyatakan pula tentang keesaanNya dalam RububiyahNya atas segala Nya,
                •                    
”Sesungguhnya Rabb kalian ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas ‘Arasy. Dia menutupkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakanNya pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintahNya. Ingatlah, menciptakan dan memerintahkan hanyalah hak Allah. Mahasuci Allah, Rabb semesta alam.”(Al-A’raf:54).
Allah menciptakan semua makhluk-Nya di atas fitrah pengakuan terhadap rububiyah-Nya.
    Bentuk tauhid semacam ini tidak ada yang mengingkari selain penganut faham materialis-atheis yang mengingkari wujud Allah SWT, seperti kaum Dahriyyun pada masa lalu dan komunisme pada masa sekarang. Termasuk pengikut faham materialis adalah penganut ajaran Dualisme, yaitu orang-orang yang meyakini bahwa alam memmiliki dua tuhan, tuhan cahaya dan tuhan kegelapan.


    Adapun umumnya orang-orang yang menyekutukan Allah (musyrikin), seperti bangsa Arab, mereka mengikuti tauhid ini dan tidak mengingkarinya, sebagaimana diceritakan dalam al-qur’an :
  •              
“Dan Sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?" tentu mereka akan menjawab: "Allah", Maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” (al-Ankabut : 61)

                                                                 
84. Katakanlah: "Kepunyaan siapakah bumi ini, dan semua yang ada padanya, jika kamu mengetahui?"
85. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kamu tidak ingat?"
86. Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?"
87. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "Maka Apakah kamu tidak bertakwa?"
88. Katakanlah: "Siapakah yang di tangan-Nya berada kekuasaan atas segala sesuatu sedang Dia melindungi, tetapi tidak ada yang dapat dilindungi dari (azab)-Nya, jika kamu mengetahui?"
89. mereka akan menjawab: "Kepunyaan Allah." Katakanlah: "(Kalau demikian), Maka dari jalan manakah kamu ditipu?" (Al-mu’minun 23;84-89)

    Beriman kepada Rububiyah Allah tidaklah cukup bagi seorang hamba untuk menjadikannya sebagai seorang muslim, tetapi untuk itu ia harus beriman kepada Uluhiyyah Allah. Sebab Nabi SAW tetap memerangi orang musyrik arab, padahal mereka mengakui Rububiyah Allah.

Seluruh makhluk, baik yang berbicara maupun yang tidak, yang hidup maupun yang mati, semuanya tunduk kepada perintah kauniyah Allah. Semuanya menyucikan Allah dari segala kekurangan dan kelemahan, baik secara keadaan maupun ucapan. Orang yang beakal pasti semakin merenungkan makhluk-makhluk ini, semakin yakin itu semua diciptakan dengan hak dan untuk yang hak. Bahwasannya ia diatur dan tidak ada pengaturan yang keluar dari aturan Pengaturnya. Semua meyakini Sang Pencipta dengan fitrahnya.
Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Mereka tunduk menyerah, pasrah dan terpaksa dari berbagai segi, diantaranya:
1. Keyakinan bahwa mereka sangat membutuhkanNya.
2. Kepatuhan mereka kepada Qadha’, qadar dan kehendak Allah yang ditulis atas mereka.
3. Permohonan mereka kepadaNya ketika dalam keadaan daruran dan terjepit.
    Seorang mukmin tunduk kepada perintah Allah secara ridha dan ikhlas. Begitu pula ketika mendapatkan cobaan, ia sabar menerimanya. Jadi ia tunduk dan patuh dengan ridha dan ikhlas.”(Majmu’ Fatawa,I). Sedangkan orang kafir, maka ia tunduk kepada perintah Allah yang bersifat kauni (sunnatullah).
Adapun maksud dari sujudnya alam dan benda-benda adalah ketundukan mereka kepada Allah. Dan masing-masing benda bersujud menurut kesesuaiannya, yaitu suatu sujud yang sesuai denga kondisinya serta mengandung makna tunduk kepada Ar-Rabb.
Tidak satupun dari makhluk ini yang keluar dari kehendak, takdir dan qadha’Nya. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan izin Allah. Dia adalah pencipta dan penguasa alam. Semua milik-Nya. Dia bebas berbuat terhadap ciptaanNya sesuai dengan kehendakNya. Semua adalah ciptaan-Nya, diatur, diciptakan, diberi fitrah, membutuhkan dan dikendalikanNya. Dialah Yang Mahasuci, Mahaesa, Mahaperkasa, Pencipta, Pembuat dan Pembentuk.

No comments:

Post a Comment