Motto

Hidup adalah pembelajaran tak kenal henti....

Friday, January 13, 2012

TES STANDAR DAN TIDAK STANDAR SERTA CARA MENGANALISISNYA

1.    Pengertian Tes Standar
Tes kemampuan pada dasarnya terbagi menjadi 2 macam, yaitu:
1.    Aptitude test (tes bakat)
2.    Achievement test (tes prestasi)
Perbedaan antara kedua tes ini sebenarnya tidak tegas, soal-soal mengenai kedua tes tersebut seringkali saling melengkupi (overlap). Untuk kedua macam tes ini biasanya menggunakan hitungan-hitungan dan perbendaharaan kata-kata dan sekelompok tes dari kedua macam tes ini biasanya juga menguji tentang keterampilan membaca. Kesamaan yang lain adalah bahwa keduanya telah digunakan untuk meramalkan hasil untuk masa yang akan datang, walaupun pada umumnya jika kita menggunakan tes prestasi penilai melihat apa yang telah diperoleh setelah siswa (tercoba) itu di beri suatu pelajaran.
Prosedur yang digunakan untuk menentukan isi dari tes prestasi juga sedikit berbeda dengan yang digunakan pada waktu penyusunan tes bakat. Di dalam penyusunan tes prestasi belajar usaha-usaha digunakan untuk menentukan pengetahuan dan keterampilan yang sudah di ajarkan di berbagai tingkat pendidikan dan butir-butir tes di peruntukkan bagi penilaian materi-materi ini.
2.    Tes Prestasi Standar
Di antara tes prestasi yang digunakan di sekolah ada yang dinamakan tes prestasi standar. Dalam salah satu kamus, arti kata “standar” adalah:

A degree of level of requirement, excellence, or attainment
(Scarvia B. Anderson)
Standar untuk siswa dapat dimaksudkan sebagai suatu tingkat kemampuan yang harus dimiliki bagi suatu program tertentu. Mungkin standar bagi suatu kursus A berbeda dengan kursus B. Jadi standar ini dapat dibuat “keras” maupun “lunak” tergantung dari yang mempunyai kebijaksanaan.
Suatu tes standar dengan demikian berbeda dengan tes prestasi biasa.
Prosedur yang digunakan untuk menyusun tes standar untuk tes prestasi melalui cara langsung yang ditumbuhkan dari tes yang digunakan di kelas. Sedangkan spesifikasi yang digunakan untuk menentukan isi dalam tes bakat biasanya didasarkan atas analisis job (jabatan) atau analisis tugas yang merupakan tuntutan calon pekerjaannya. Disamping itu juga mempertimbangkan sifat-sifat yang ada pada manusia. Analisis jabatan analisis tugas yang dilakukan biasanya tidak didasarkan atas salah satu kurikulum, tetapi di ambil dari masyarakat.
Istilah “standar” dalam tes di maksudkan bahwa semua siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan yang sama dari sejumlah besar pertanyaan dikerjakan dengan mengikuti petunjuk yang sama dan dalam batasan waktu yang sama pula. Dengan demikian maka seolah-olah ada suatu standar atau ukuran sehingga diperoleh satu standar penampilan (performance) dan penampilan kelompok lain dapat dibandingkan dengan penampilan kelompok standar tersebut.
Istilah “standar” tidak mengandung arti bahwa tes itu mengukur apa yang harus dan dapat di ajarkan pada suatu tingkat tertentu atau bahwa tes itu menyiapkan suatu tingkat tertentu. Sekali lagi, tes standar dipolakan untuk penampilan prestasi sekarang (yang ada) yang dilaksanakan secara seragam, di usahakan dalam kondisi yang seragam, baik itu di berikan kepada siswa dalam pelaksanaan perseorangan maupun siswa sebagai anggota dari suatu kelompok.
Penyusun tes standar selalu mengusahakan agar sistem skoringnya sangat objektif sehingga dapat diperoleh reliabilitas yang tinggi. Apabila mungkin, dilakukan dengan mesin, hal ini tidak berarti bahwa bentuk tes standar harus selalu pilihan berganda. Tetapi untuk skoringnya di usahakan agar tidak kena bias faktor-faktor lain. Usaha lain adalah penggunaan skala skor dan norma yang relevan. Skala skor di gunakan untuk menyesuaikan antara bentuk paralel dan bentuk aslinya. Di samping itu juga diperlukan penjelasan terinci tentang tes itu. Tentang keterangan ini akan dibicarakan pada bagian kelengkapan tes standar.
3.    Perbandingan antara Tes Standar dengan Tes Buatan Guru
Setelah mempelajari uraian terdahulu dapat disimpulkan bahwa tes standar sebenarnya bukanlah suatu yang istimewa dalam tes prestasi belajar. Tes ini disusun dalam tipe-tipe soal yang sama dan meliputi bahan atau pengetahuan yang sama banyak dengan bahan atau pengetahuan yang dicakup oleh tes buatan guru.
Tes Standar    Tes Buatan Guru
1)    Di dasarkan atas bahan dan tujuan umum dari sekolah-sekolah diseluruh negara.

2)    Mencakup aspek yang luas dan pengetahuan atau keterampilan dengan hanya sedikit butir tes untuk setiap keterampilan atau topik.
3)    Disusun dengan kelengkapan staf profesor, pembahas, editor, butir tes.
4)    Menggunakan butir-butir tes yang sudah di ujicobakan (try out), di analisis dan di revisi sebelum menjadi sebuah tes.
5)    Mempunyai reliabilitas yang tinggi.
6)    Dimungkinkan menggunakan norma untuk seluruh negara.    1)    Di dasarkan atas bahan dan tujuan khusus yang dirumuskan oleh guru untuk kelasnya sendiri.

2)    Dapat terjadi hanya mencakup pengetahuan atau keterampilan yang sempit.


3)    Biasanya disusun sendiri oleh guru dengan sedikit atau tanpa bantuan orang lain/tenaga ahli.
4)    Jarang-jarang menggunakan butir-butir tes yang sudah di ujicobakan, dianalisis, dan di revisi.

5)    Mempunyai reliabilitas sedang dan rendah.
6)    Norma kelompok terbatas kelas tertentu.

Untuk menyusun tes standar, di butuhkan waktu yang lama. Seperti disebutkan bahwa untuk memperoleh sebuah tes standar melalui prosedur:
-    Penyusunan;
-    Uji coba;
-    Analisis;
-    Revisi;
-    Edit.
4.    Kegunaan Tes Standar
Secara singkat dapat dikemukakan bahwa kegunaan tes standar adalah:
a.    Jika ingin membuat perbandingan,
b.    Jika banyak orang yang akan memasuki suatu sekolah tetapi tidak tersedia data tentang calon ini.
Walaupun sangat luas, namun secara garis besar, kegunaan tes standar adalah:
1)    Membandingkan prestasi belajar dengan pembawaan individu atau kelompok.
2)    Membandingkan tingkat prestasi siswa dalam keterampilan di berbagai bidang studi untuk individu atau kelompok.
3)    Membandingkan prestasi siswa antara berbagai sekolah atau kelas.
4)    Mempelajari perkembangan siswa dalam suatu periode waktu tertentu.
5.    Kegunaan Tes Buatan Guru
a.    Untuk menentukan seberapa baik siswa telah menguasai bahan pelajaran yang di berikan dalam waktu tertentu.
b.    Untuk menentukan apakah sesuatu tujuan telah tercapai.
c.    Untuk memperoleh suatu nilai.
Selanjutnya baik tes standar dan tes buatan guru di anjurkan dipakai jika hasilnya akan digunakan untuk:
1)    Mengadakan diagnosis terhadap ketidakmampuan siswa.
2)    Menentukan tempat siswa dalam suatu kelas atau kelompok.
3)    Memberikan bimbingan kepada siswa dalam pendidikan dan pemilihan jurusan.
4)    Memilih siswa untuk program-program khusus.
6.    Kelengkapan Tes Standar
Sebuah tes yang sudah distandardisasikan dan sudah dapat disebut sebagai tes standar, biasanya dilengkapi dengan sebuah manual. Manual ini memuat keterangan-keterangan atau petunjuk-petunjuk yang perlu terutama yang menjelaskan tentang pelaksanaan, menskor, dan mengadakan interpretasi.
Secara garis besar manual tes standar ini memuat:
1)    Ciri-ciri mengenai tes
2)    Tujuan serta keuntungan-keuntungan dari tes
3)    Proses standardisasi tes
4)    Petunjuk-petunjuk tentang cara pelaksanaan test.
5)    Petunjuk-petunjuk bagaimana cara menskor
6)    Petunjuk-petunjuk untuk menginterpretasikan hasil
7)    Saran-saran lain
7.    Menganalisis Hasil Tes

Tes sebagai Alat Penilaian Hasil Belajar
1.    Tes Uraian
Tes uraian , yang dalam literature disebut juga essay examination, merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini merupakan alat penilaian hasil belajar yang paling tua. Secara umum tes uraian ini adalah pertanyaan yang menuntut siswa menjawabnya dalam bentuk menguraikan,menjelaskan, mendiskusikan, membandingkan, memberikan alas an, dan bentuk lain yang sejenis sesuai dengan tuntutan pertanyaan dengan menggunakan kata-kata dan bahasa sendiri. Dengan demikian, dalam tes ini dituntut kemampuan siswa dalam hal mengekspresikan gagasannya melalui bahasa tulisan. Berikut ini kelebihaan atau keunggulan tes uraian antara lain adalah:
a)    Dapat mengukur proses mental yang tinggi atau aspek kognitif tingkat tinggi;
b)    Dapat mengembangkan kemampuan berbahasa, baik lisan maupun tulisan, dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa.
c)    Dapat melatih kemampuan berfikir teratur atau penalaran, yakni berfikir logis, analitis, dan sistematis;
d)    Mengembangkan keterampilan pemecahan masalah (problem solving)
e)    Adanya keuntungan teknis seperti mudahnya membuat soal sehingga tanpa memakan waktu yang lama, guru dapat secara langsung melihat proses berfikir siswa.
Dilain pihak kelemahan atau kekurangan yang terdapat dalam tes ini antara lain adalah :
a)    Sampel tes sangat terbatas sebab dengan tes ini tidak mungkin dapat menguji semua bahan yang telah diberikan, tidak seperti pada tes objektif yang dapat menanyakan banyak hal melalui sejumlah pertanyaan;
b)    Sifatnya sangat subjektif, baik dalam menanyakan, dalam membuat pertanyaan, maupun dalam cara memeriksanya. Guru bias bertanya tentang hal-hal yang menarik baginya, dan jawabannya berdasarkan apa yang dikehendakinya;
c)    Tes ini juga biasanya kurang realibel, mengungkap aspek yang terbatas , pemeriksaanya memerlukan waktu lama sehingga tidak praktis bagi kelas yang jumlah siswanya relative besar.
a.    Jenis-jenis tes uraian
(a)    Uraian bebas (free essay)
(b)    Uraian terbatas dan uraian terstruktur
Melihat karakteristiknya, pertanyaan bentuk uraian bebas ini tepat digunakan apabila bertujuan untuk :
1)    Mengungkapkan para pandangan siswa terhadap suatu masalah sehingga dapat diketahui luas dan intensitasnya.
2)    Mengupas suatu persoalan yang kemungkinan jawabannya beraneka ragam sehingga tidak ada satu pun jawaban yang pasti.
3)    Mengembangkan daya analisis siswa dalam melihat suatu persoalan dari berbagai segi dan dimensinya.
Kelemahan tes ini adalah sukar menilainya karena jawaban siswa bias bervariasi, sulit menentukan kriteria penilaian, sangat subjektif karena bergantung pada guru sebagai penilainya.
Bentuk kedua dari tes uraian adalah uraian terbatas. Dalam bentuk pertanyaan  telah diarahkan kepada hal-hal tertentu atau ada pembatasan tertentu. Pembatasan bias dari segi : (a) ruang lingkupnya, (b) sudut pandang menjawabnya (c) indikator-indikatornya.
b.    Menyusun soal bentuk uraian
1)    Dari segi isi yang diukur
Segi yang hendak diukur hendaknya ditentukan secara jelas abiliasnya, misalnya pemahaman konsep, aplikasi suatu konsep, analisis suatu permasalahan, dan aspek kognitif lainnya. Dengan kejelasan apa yang akan diungkapkan maka soal atau pertanyaan yang dibuat hendaknya mengungkapkan kemampuan siswa dalam abilitas tersebut.
2)    Dari segi bahasa
Gunakan bahasa yang baik dan benar sehingga mudah diketahui makna yang terkandung dalam rumusan pertanyaan.
3)    Dari segi teknis penyajian  soal.
Hendaknya jangan mengulang-ulang pertanyaan terhadap materi yang sama sekalipun untuk abilitas yang berbeda sehingga soal atau pertanyaan yang diajukan lebih komperhensif daripada segi lingkup materinya.
4)    Dari segi jawaban
Setiap pertanyaan yang hendak diajukan sebaikmya telah ditentukan jawaban yang diharapkan, minimal pokok-pokoknya. Tentukan pula besarnya skor maksimal untuk setiap soal yang dijawab benar dan skor minimal bila jawaban diaangap salah atau kurang memadai.

c.    Pemeriksaan, skoring, dan penilaian tes uraian.
Ada dua cara pemeriksaan jawaban soal uraian. Cara pertama ialah diperiksa seorang demi seseorang untuk semua soal, kemudian diberi skor. Cara kedua adalah diperiksa nomor demi nomor untuk semua siswa. Artinya diperiksa terlebih dahulu omor satu untuk semua siswa. Kemudian diberi skor , dan setelah selesai baru soal nomor dua.

2.    Tes Objektif
Soal-soal bentuk objektif banyak digunakan dalam menilai hasil belajar. Hal ini disebabkan antara lain oleh luasnya bahan pelajaran yang dapat dicakup dalam tes dan mudahnya menilai jawaban yang diberikan. 
a.    Bentuk soal jawaban singkat
Bentuk soal jawaban singkat merupakan soal yang menghendaki jawaban dalam bentuk kata, bilangan, kalimat, atau symbol dan jawaban hanya dapat bernilai benar atau salah. Ada dua bentuk soal jawaban singkat, yaitu bentuk pertanyaan langsung dan bentuk pertanyaan tidak lengkap.
Contoh :
-    Berapakah luas daerah segitiga yang panjang alasnya 8 cm dan tingginya 6 cm.
b.    Bentuk soal benar-salah
Bentuk soal benar adalah bentuk tes yang soal-soalnya berupa pertanyaan. Sebagian dari pertanyaan itu merupakan pernyataan yang benar dan sebagian lagi meupakan pernyataan salah. Pada umumnya bentuk soal benar-benar dapat dipakai untuk mengukur pengetahuan siswa tentang fakta, definisi, dan prinsip.
Contoh :
(B)-S    1. Danau Toba di sumatera Utara dari segi pembentukannya merupakan danau tektonik.
B-(S)     2. Berat satu liter air adalah 100 gram.
c.    Bentuk soal menjodohkan
Bentuk soal menjodohkan terdiri atas dua kelompok pernyataan yang parallel. Kedua kelompok pernyataan ini berada dalam satu kesatuan. Kelompok sebelah kiri merupakan bagian yang berisi soal-soal yang harus dicari jawabannya.
Contoh :
Kelompok A    Kelompok B
b
f
e
a
d    1.    Kekurangan vitamin C
2.    Kekurangan vitamin B kompleks
3.    Kekurangan vitamin B1
4.    Kekurangan vitamin A
5.    Kekurangan vitamin D    a.    Penyakit rabun ayam
b.    seriawan
c.    Penyakit gondok
d.    Penyakit rakhitis
e.    Penyakit beri-beri
f.     Pertumbuhan badan lambat
d.    Bentuk soal pilihan ganda
Soal pilihan ganda adalah bentuk tes yang mempunyai satu jawaban yang benar atau paling cepat. Dilihat dari strukturnya, bentuk soal pilihan ganda terdiri atas :
- steam     - pertanyaan atau pernyataan yang berisi permasalahan yang akan dinyatakan
- option    - sejumlah pilihan atau alternative jawaban
- kunci    - jawaban yang benar atau paling tepat
- distractor    - jawaban-jawaban lain selain kunci jawaban

Contoh :
Mahkamah International Perserikatan Bangsa-bangsa berkedudukan di kota …….                            Steam
a.    Jenewa                Kunci
b.    Den Haag
c.    London       Distarctor (pengecoh)        Option
d.    New York

DAFTAR PUSTAKA
•    Mudjijo. 1995. Tes Hasil Belajar. Jakarta. PT Bumi Aksara
•    Sudjana, Nana. 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung. Penerbit : PT Remaja Rosdakarya.
•    Sudijono, Anas. 2005. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. PT Rajagrafindo Persada
•    Arikunto, Suharsimi. 1986. “Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan”. Jakarta. PT Bina Aksara.

2 comments:

  1. ass. artikelnya bagus ka . sy mahasiswa bk ka. n sy dpt tugas bwt makalah ttg tes standar dlm pskologi bljr. ap artikel kk no bs sy jdkan refrensi ka ?

    ReplyDelete
  2. Boleh Silahkan...Untuk dipergunakan dengan sebaik-baiknya hehe

    ReplyDelete